Kami menjajal Toyota Calya Tipe G M/T, yang merupakan tipe terlaris saat ini. Mobil itu kami bawa dari Garut - Bandung. Dalam sambutannya di hadapan media, Diki Zulkarnaen, Area Manager Jabar PT Toyota Astra Motor (TAM) menyebutkan, bahwa sebanyak 17.300 SPK secara nasional sudah diraih. Dari total tersebut, sebanyak 27 persen terjadi saat GIIAS 2016 lalu.
“Dari total 17.300 unit SPK, Jawa Barat sebanyak 17 persen atau 3.300 unit,” jelasnya. Tentu, terbanyak adalah tipe G M/T yang memang favorit.
“Umumnya pengguna Toyota Calya di daerah, mengambil yang bertransmisi manual,” tutur Rouli Sidjabat, Public Relation Manager PT TAM. Nah, seperti apa impresinya ketika digunakan dalam perjalanan dari kawasan kaki gunung Kamojang, Garut hingga Bandung?
Memang, putaran mesin di kitiran 1.500 rpm paling aman untuk start, agar mesin tak mati saat akan meluncur. Setelah itu perpindahan persneling terasa mudah dan lancar. Lokasi tuas transmisi di dasbor juga terasa ergonomis.
Karakter spontan ini, juga sangat menyenangkan ketika melewati tanjakan terjal semacam daerah Nagrek, Garut. Persneling 2 atau 3 bisa melahap tanjakan dengan mudah, sembari menyalip truk yang berjalan pelan. Tapi putaran mesin harus Anda jaga di atas 2.000 rpm, karena di bawah itu torsi memang terasa agak lemah.
Penempatan rem tangan menempel ke jok tengah dan bentuk tuas melebar juga begitu mudah dioperasikan. Alhasil ketika berhenti di tanjakan dan harus memainkan setengah kopling dan rem tangan, semua terasa mudah.
Di jalan lurus, seperti tol Padaleunyi, saat kecepatan 100 km/jam putaran mesin sudah meraih angka 3.000 rpm, tentu di kitiran ini, akan mudah bagi Toyota Calya untuk mengembangkan kecepatannya lagi. Putaran mesin ini juga lebih lebih rendah dibanding Toyota Avanza yang di kecepatan sama mencatat 3.900 rpm.
Penggunaan ban standar berukuran 175/65R14, masih tergolong cukup, meski jika diganti dengan telapak lebih lebar dengan diameter agak lebih besar, tentu stabilitasnya meningkat. Meski demikian, kami tak bisa bilang kalau pengendaliannya buruk. Memang ada sedikit limbung tapi masih masuk batas toleransi.
Sama halnya seperti Sigra yang menjadi basisnya, karakter bantingan Calya juga menyenangkan. Ia terasa lembut namun tidak lemah. Duduk di jok paling belakang juga tidak akan mengocok badan Anda.
Adanya air recirculator di tengah juga cukup membantu kenyamanan penumpang. Memang dia sifatnya hanya seperti kipas angin yang menyedot udara dingin dari kabin depan. Tapi setidaknya ia cukup sejuk embusannya dan sampai hingga ke jok paling belakang.
KESIMPULAN:
Kalau Anda tidak tinggal di kepadatan kota, transmisi manual di Calya layak jadi pilihan. Tenaga mesin yang paspasan menjadi lebih efisien menyalurkan dayanya ke ban dengan transmisi ini. Ia terasa lebih sigap dibandingkan versi otomatis, dan secara teoritis konsumsi BBM-nya juga lebih baik.
Kelebihan:
- Harga menarik
- Perpindahan gigi manual enteng
- Karakter bantingan suspensi baik
- Setir enteng
- Radius putar kecil
Kelemahan:
- Tenaga di putaran bawah
- Ban mungil
- Tanpa pengaturan posisi setir
SPESIFIKASI
Toyota Calya 1.2G M/T
Mesin: 1.200 cc 4 silinder
Tenaga: 88 PS @ 6.000 rpm
Torsi: 10,8 kgm @ 4.400 rpm
Transmisi: Manual 5-speed
Penggerak: Depan