Mengisi segmen yang sebenarnya tak begitu bergairah, Hyundai Indonesia percaya diri memasukkan hatchback terbaru dengan trah "i". Kebetulan ajang GIIAS 2016 diamanfaatkan Hyundai Mobil Indonesia memberi kesempatan OtoDriver untuk menjajalnya, kami pun langsung merapat ke area test drive.
Memang kesan pertama yang diberi i20 cenderung biasa-biasa saja. Dari sini OtoDriver agak ragu apakah ia mampu menaklukan lawannya yang terbilang digdaya. Apa lagi kalau bukan Honda Jazz, Suzuki Swift dan Mazda2? Tak ditemui lekukan bodi yang agresif maupun desain bumper bergaya sport, ia lebih mengarah ke hatchback yang profilnya jauh dari kesan galak.
Dan satu hal yang menggelitik kami adalah bagian di pilar C. Penampang pilar ini dibungkus material plastik yang saat diketok suaranya mirip plastik dasbor mobil LCGC. Entah apa maksudnya pemakaian bahan plastik ini. Toh demikian jika diperhatikan seksama dari bagian belakang, memang i20 tak bisa dibilang "cupu". Dan saat mencoba melihat mesinnya, terasa berat sekali ketika mengangkat kap mesin mobil buatan India ini. Artinya material bodi cukup tebal.
Desainer yang merancangnya konon mantan desainer yang pernah bekerja untuk Volkswagen, jadi tak heran jika i20 jadi salah satu harapan Hyundai bertarung di pasar Eropa. Lantas apakah kiblat Eropa juga membuatnya kaya akan fitur di dalam kabin? Kami pun mencoba mencarinya.
Interior serba gelap yang memunculkan aura dinamis memang memberi kenyamanan yang baik walau joknya belum dibungkus material kulit. Dasbor yang masih berbahan plastik keras juga tampil menarik dan cenderung beraura sporty.
Bertabur fitur hiburan di area depan yang kami temui, di layar sentuh 8 inci-nya saja sudah tersedia pemutar CD, DVD, USB, MP3, Aux, dan perangkat GPS. Mobil yang memiliki empat speaker ini juga memudahkan pengemudi untuk mengatur lagu atau radio berkat adanya tombol di kolom setir.
Mencoba pindah ke bangku penumpang belakang, ternyata juga tak kalah menarik. Dari sini penumpang juga bisa mengatur embusan dinginnya AC karena adanya ventilasi di konsol tengah. Posisi duduk pun terasa pas untuk postur rata-rata orang Indonesia yang 170 cm. Apalagi joknya juga lumayan empuk.
Menariknya, bangku belakang ini bisa dilipat dan mengahasilkan ruang yang terhubung bagasi dengan dasar rata. Tentu hal ini menciptakan daya angkut barang yang lega. Mungkin untuk sekedar memasukkan sebuah sepeda gunung masih bisa, tapi dalam posisi direbahkan.
Puas menilik belakang, kami pun segera pindah ke balik setir dan mencoba membawanya jalan. Suara mesinnya yang lembut saat start makin membuat kami penasaran
performa mobil bertransmisi otomatik empat percepatan ini.
Kebetulan di area test drive GIIAS 2016 ada beberapa obstacle yang bisa menguji kaki-kaki mobil. Maju perlahan di kecepatan rendah, dan mulai masuk ke rintangan pertama berupa enam baris polisi tidur mini. Mobil yang punya ground clearance 150 mm ini cukup baik bantingan suspensinya saat melahap gelombang-gelombang obstacle, walau guncangan tetap terasa tapi redaman dari suspensi membuat orang di dalam kabin tak begitu terguncang.
Hyundai i20 punya torsi 133 Nm yang bisa diraih pada 4.000 rpm, membuatnya tak begitu kesusahan saat melibas rintangan kedua yang berupa tanjakan buatan. Memang tak terlalu curam sudut kemiringan tanjakannya, tapi setidaknya OtoDriver tak perlu menekan pedal akselarasi terlalu dalam untuk membuat mobil yang punya dua noken as alias DOHC ini menanjak.
Lepas dari area "halang rintang" kamipun disuguhkan pada trek lurus untuk mengeksplorasi tenaganya. Satu yang disayangkan, i20 tipe otomatik ini hanya dibekali empat percepatan. Padahal teknologi transmisinya sudah Shiftronic.
Berakselerasi menggunakan mobil bermesin 1.400 cc ini sebenarnya menyenangkan karena terbilang responsif, tapi begitu menekan pedal lebih dalam lagi yang terjadi malah seperti over-revving sebelum sistem komputer mengintervensi untuk oper ke gigi lebih tinggi. Kendati demikian, torque converter di transmisi otomatik ini masih tergolong baik menyalurkan tenaga ke roda depan (FWD).
Handlingnya pun juga terasa lumayan enak berkat kawalan suspensi depan McPherson Strut dengan stabilzer dan yang belakang dilengkapi Coupled Torsion Beam Axle. Hatchback berlingkar roda 16 inci ini sayangnya belum mengaplikasi rem cakram di keempat roda, baru di kaki-kaki depannya saja. Tapi karena adanya fitur ABS tentu tak terlalu risau saat bermanuver agresif.
Kesimpulan
Bertarung di segmen yang dihuni pemain asal Jepang sekelas Honda Jazz membuatnya jadi alternatif konsumen terhadap medium hatchback. Desainnya yang menarik tapi kalem jadi daya pikat tersendiri walau ada plastik keras yang harus hinggap di pilar C. Hyundai juga berkomitmen memberikan performa dengan mesin 1.400 cc, walau yang tipe otomatik rasanya lebih pas untuk manuver dalam kota dibanding melaju di jalan bebas hambatan.
Kelebihan:
- Tampilan eksterior menarik
- Fitur lumayan banyak
- Bantingan lumayan nyaman
- Akomodasi tergolong besar
Kelemahan:
- Kurang bertenaga di kecepatan tinggi
- Material plastik di interior
- Transmisi hanya 4-speed
SPESIFIKASI:
Hyundai All New i20 A/T
Harga: Rp 249 juta
Kapasitas Mesin: 1.368 cc 4 silinder
Tenaga maksimum: 100 dk / 6.000 Rpm
Torsi maksimum: 133 Nm / 4.000 Rpm
Transmisi: Otomatik 4-Speed Shiftronic
Penggerak: Front Wheel Drive
Foto tambahan :