OTODRIVER – Perkembangan mesin setidaknya dalam satu dekade terakhir punya kecenderungan untuk mengecil dari segi dimensi. Namun di saat yang bersamaan, ada potensi tenaga yang lebih besar, lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar, sekaligus lebih ramah lingkungan.
Busi merupakan salah satu komponen penting untuk bisa meramu berbagai formula performa seiring dengan perkembangan teknologi mesin.
Salah satunya dengan memakai bahan yang lebih ramah lingkungan. “Busi dengan kandungan nikel merupakan produk yang masih banyak dipakai sampai kini, namun busi dengan kandungan iridium ataupun platinum yang termasuk precious metal lebih ramah lingkungan,” buka Citra Aji Sanjaya, Manager Marketing PT Niterra Mobility Indonesia (NMI) pekan ini (10/2).
Namun petkembangan teknologi mesin terkini, dan yang akan datang, jelas butuh busi yang lebih mumpuni. Baik dari sisi spesifikasi maupun beragam bahan yang tercakup di dalamnya.
“Contohnya pada sejumlah mesin-mesin mobil terbaru punya fokus pada efisiensi di ruang bakar, volume ruang bakar tidak ‘besar’ tapi bisa menghasilkan tenaga lebih baik serta lebih efisien, sehingga kalau bicara busi maka hal itu membutuhkan dimensi yang lebih ramping,” ungkap Diko Oktaviano, Aftermarket Technical Support PT NMI.
Penjelasan di sela sesi perkenalan barisan produk NGK yang mengandung iridium itu, diterangkan lagi oleh Diko yang juga seringa disebut ‘Dokter Busi’ itu, bahwa busi terbaru dari NGK punya sejumlah karakter performa unggulan Sebut saja; ledakan api yang lebih besar sekaligus menyala lebih cepat, pijarnya juga lebih lama, sehingga bisa membuat potensi torsi yang lebih ‘spontan’.
Saat ini menurut Citra Aji, sejumlah mobil terbaru dari Toyota dan Daihatsu lewat mesin kode NR telah menetapkan busi berspesifikasi iridium makpun platinum sebagai peranti standarnya.
Busi yang mengandung bahan nikel memang bukan lantas punah, karena sejumlah mobil baru dari Suzuki yang mesinnya berkode K14B seperti yang digendong Ertiga dan juga mesin berkode L15Z1 seperti Honda Mobilio memakai busi berbahan nikel.
“Busi berbahan nikel masih akan beredar di pasar sampai 10-20 tahun lagi, namun busi berbahan iridium maupun platinum akan terus tumbuh pesat,” yakin Diko.
Hal itu diperkuat lagi oleh penjelasan dari Citra Aji bahwa busi berbahan iridium maupun platinum punya penambahan performa dua sampai tiga kali lebih baik dibanding busi berbahan nikel.
Perihal harga busi berbahan iridium ataupun platinium yang dikhawatirkan akan melesat dibandingan bus nikel ditepis oleh Citra Aji. “Untuk produk G-Power harga Rp45 ribuan, Iridium Rp100 ribuan, dan Laser Iridium OEM Rp300 ribuan. Memang lebih tinggi dibandingkan bis berbahan nikel namun performa serta tingat efisiensi yang akan diperoleh jauh berbeda,” urainya.
Tak lupa ia memungkaskan bahwa makin tumbuhnya kesadaran untuk memilih produk yang punya tingkat efisiensi maksimal serta ramah lingkungan membuat pihak NGK di Indonesia yakin soal potensi pasar busi mutahir lansirannya. (EW)