Buat penggemar bus atau truk di Indonesia. Penggunaan pelek kerap jadi perhatian dan bahan pembicaraan, terutama topik pelek berbahan almunium versus yang berbahan besi.
Lalu mana yang lebih baik?
Memang, salah satu faktor pendongkrak tampilan truk atau bus yang digemari di Indonesia adalah penggunaan pelek berbahan almunium. Pasalnya, pelek ini memiliki tampilan elegan dengan aksen mengilap dan potongan lebih tegas.
"Pelek almunium punya keuntungan dari bobot yang ringan jadi bisa menghemat bahan bakar. Kalau di truk listrik, akan membuat penggunaan baterai lebih awet," ucapnya saat ditemui di TMII, Jakarta Timur belum lama ini.
Selain itu, dirinya menyebutkan jika heat distribution atau pelepasan panas pelek almunium pun lebih baik dari besi. Sehingga penggunaan ban lebih awet karena tidak cepat overheat.
Panas di pelek bersumber dari saat pengereman. Dari kondisi di jalan padat, biasanya ada panas lebih besar ke pelek. Dengan pelek almunium, maka panas tersebut akan lebih mudah dilepas.
Dari sejumlah keunggulan tersebut, apakah pelek almunium lebih superior dari pelek besi?
Ternyata tidak juga. Karena di penggunaan tertentu, pelek besi justru lebih unggul dari almunium. Misalnya di pertambangan yang semua truknya masih memakai pelek besi.
"Pelek almunium di truk tambang riskan. Kalah kuat dibanding pelek besi bawaan," ucap Sales and Marketing Department Head PT Metalindo Teknik Utama (MTU Karoseri), Hendro Wijaya pada kami di tempat terpisah.
Menurutnya pelek almunium bisa pecah jika dibawa ke medan berat. "Jadi sebaiknya pakai pelek besi, karena lebih kuat. Paling peyang saja kalau kena lubang jalan atau medan berat seperti tambang," pungkasnya di sela kegiatan Indonesia Mining beberapa waktu lalu.