OTODRIVER - Jika dalam satu tahun terakhir konsumen Tanah Air berkali-kali menyimak rilis perdana sejumlah mobil baru asal Cina, itu tidak terlepas dari agresifnya pabrikan di sana untuk menaklukan dominasi pabrian Jepang, Eropa, maupun Amerika Serikat di pasar global.
Sebagai dilansir dari kantor berita AP, selama tahun 2023 pertumbuhan ekspor mobil dari Tiongkok ke seluruh dunia naik 64 persen. Hal ini sebenarnya didorong oleh kebijakan pemerintah Cina sendiri yang memusatkan perhatian pada pasar global setelah muncul tren penurunan animo atas mobil baru di dalam negeri.
Meski mengalami penurunan, tahun 2023 total penjualan mobil baru Negeri Tirai Bambu di angka 21,9 juta unit, ekspornya 4,1 juta unit.
Tingginya permintaan mobil listrik secara di dalam negeri asuhan Presiden Xi Jinping itu praktis juga mengundang pabrikan dari luar untuk ikut berperan. Pihak China Passenger Car Association membeberkan ada pertumbuan 24 persen terhadap mobil listrik, naik dari 12 persen pada tahun 2021.
Tidak heran, misalnya Tesla, model favorit yaitu Model Y tahun lalu bisa laku sampai 646,800 unit, disusul BYD model Song yang laku 428.600 unit.
Lembaga pemeringkat global Fitch Ratings optimis menyebutkan bahwa penjualan mobil ramah lingkungan di seantero Cina tahun 2024 akan tumbuh 42-45 persen. Dan untuk ekspornya tumbuh lagi pada rentang 20-30 persen tahun ini. (EW)