Beberapa waktu lalu, sempat viral di media sosial terkait keluhan konsumen Hyundai yang membeli Ioniq 5 karena menunggu begitu lama. Masalah ini dialami langsung oleh musisi dari Band Seringai, Sammy Bramantyo, menceritakan bahwa inden mobil listrik ini cukup panjang dengan estimasi enam bulan. Namun, hingga bulan ke-10 masih belum juga diterima mobilnya.
Sammy juga dibuat terheran-heran dengan ulah, yang disebutnya oknum diler atau sales Hyundai yang menjanjikan unitnya datang lebih cepat jika mau membayar mahar lebih. Pihak Hyundai pun sempat menjawab masalah tersebut, “Terus terang kalau masalah itu saya susah untuk berkomentar. Karena kalau memang dari sales sampai ada yang melakukan itu kami juga harus mengecek kondisi di lapangan seperti apa,” jelas Makmur selaku Chief Operating Officer PT HMID ketika diwawancarai pada acara buka bersama media, Selasa (11/4).
Terkait masalah itu juga, akhirnya Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengumumkan peningkatan pasokan Ioniq 5 menjadi hingga 1.000 unit per bulan. Kebijakan itu dilakukan demi mengurangi waktu tunggu atau inden, sehingga konsumen yang melakukan pemesanan bisa mendapatkan model kendaraan listrik ini dengan lebih cepat.
Peningkatan pasokan Ioniq 5 juga menjadi bagian dari kesiapan perusahaan dalam mendukung kebijakan pemerintah mengenai pemberian insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk kendaraan listrik. HMID mengklaim berkomitmen untuk mendukung skema insentif pajak dari pemerintah, di mana konsumen akan mendapat keringanan PPN dari sebelumnya 11 persen menjadi 1 persen.
"Dengan kesamaan visi pemerintah dan Hyundai dalam mendorong era elektrifikasi di industri otomotif Indonesia, Hyundai siap mendukung implementasi kebijakan insentif pajak yang diharapkan dapat menciptakan dampak positif luas terhadap kemajuan industri, termasuk memberikan nilai tambah bagi konsumen," papar Cha.