OTODRIVER - Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap gas rumah kaca (27%), yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Mengurangi emisi karbon di sektor transportasi adalah salah satu agenda utama untuk mencapai target nol emisi Indonesia pada tahun 2060.
Untuk mencapai target pengurangan emisi berdasarkan kontribusi yang ditentukan secara Nasional (NDC) Indonesia, transisi ke sepeda motor listrik atau kendaraan roda dua harus mencapai 1,8 juta pada tahun 2025 dan 13 juta pada tahun 2030, sedangkan kendaraan roda empat harus mencapai 0,4 juta pada tahun 2025 dan 2 juta pada tahun 2030.
"Industri lokal di sini terkait kendaraan listrik perlu terus didorong, jadi, kita menciptakan peluang baru juga. Upaya ini selaras dengan visi pemerintah untuk mengurangi emisi karbon demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan," ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves, Nani Hendiarti saat ditemui dalam acara Peluncuran Kendaraan Listrik AstraZeneca, di Jakarta, Selasa (31/10).
"Kemenkomarves akan terus mengembangkan kerangka kerja yang terintegrasi secara hulu dan hilir dalam kebijakan industri untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang andal dan kompetitif," papar Nani.
Perubahan kendaraan dari berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik dinilai dapat mempercepat penurunan emisi karbon yang diakibatkan oleh mobilisasi kendaraan. "Tidak hanya terbatas pada transisi armada operasional menjadi kendaraan listrik saja, namun juga program penanaman pohon di sepanjang sungai Citarum yang sudah terlebih dulu dijalankan," ujar Nani.
Dari sisi produsen, PT Toyota-Astra Motor (TAM) mempunyai misi global dalam mencapai karbon netral atau nol emisi di tahun 2050 dengan berfokus pada elektrifikasi. Melalui gerakan “It’s Time For Everyone” dimana menargetkan elektrifikasi kendaraan massal yang terjangkau, tidak hanya untuk kelas ekonomi A, namun, juga kelas B.
"Segala jenis teknologi powertrain yang tersedia dengan emisi rendah dan ramah lingkungan perlu disediakan oleh seluruh pemain otomotif di Indonesia, termasuk Toyota.
Peningkatan teknologi ini sangat penting terutama untuk pasar terbesar di Indonesia yaitu segmen A dan B," ujar PT TAM melalui keterangan resmi, Kamis (12/10).
Selain menawarkan teknologi Hybrid Electric Vehicle (HEV) untuk segmen A dan B di pasar Indonesia, Toyota juga berupaya meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi karbon yang dicapai dengan mengembangkan teknologi otomotif baru, seperti Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan Battery Electric Vehicle (BEV). (GIN)