OTODRIVER - Beberapa produsen otomotif di Indonesia saat ini sedang gencar memperkenalkan mobil hybridnya, dimulai dari Toyota yang sudah mulai memasarkan Zenix dan Yaris Cross Hybrid, Suzuki dengan XL7 Hybrid. Pada penghujung tahun, PT. HPM (Honda Prospect Motor) meluncurkan sedan All New Accord RS Hybrid.
Honda Accord sendiri menjadi mobil hybrid kedua Honda, setelah CR-V Hybrid yang diluncurkan pada 2023. Meskipun dinilai bisa menurunkan jumlah emisi, sayangnya mobil hybrid sendiri belum mendapatkan insetif dari pemerintah dalam program peralihan ke era elektrifikasi.
Honda sebagai sebagai salah satu produsen otomotif sering berdiskusi dengan pemerintah. Namun, wacana ini belum ada keputusan apakah mobil hybrid akan diberikan insentif
Sebelumnya, pemerintah tengah mempertimbangkan untuk memberi tambahan insentif bagi mobil hybrid atau hybrid electric vehicle (HEV). Namun, bentuknya belum dirumuskan.
"Untuk bisa menerapkan pemberian insentif bagi mobil hybrid, pemerintah perlu melakukan semacam survei untuk mendata setiap produk untuk kemudian menentukan ambang batas rata-rata yang bisa digunakan sebagai acuan penurunan emisi," papar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kemenperin Taufiek Bawazier beberapa waktu lalu.
Perlu diketahui, penjualan HEV dari pabrik ke diler alias wholesales sendiri mengalahkan mobil listrik (EV). Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), mobil hybrid mencapai penjualan 17.305 unit di semester I/2023, sedangkan mobil listrik tercatat hingga Juni mencapai 5.849 unit.
Dengan catatan tersebut, HEV menjadi kendaraan berjenis listrik paling banyak di Indonesia dengan market share 74,7 persen dari seluruh penjualan mobil listrik nasional 23.153 unit. (GIN)