OTODRIVER - Demi terus melanjutkan program langit biru, di mana bahan bakar minyak (BBM) menjadi lebih bersih, Pertamina pernah punya wacana akan menaikan BBM RON 90 ke RON 92 pada tahun 2024 yang artinya Pertalite akan hilang dari permukaan.
"Sehingga nantinya tahun depan hanya ada 3 produk, yang pertama adalah Pertamax Green 92 dengan mencampur RON 90 dengan 7% etanol kita sebut e7, kedua adalah Pertamax Green 95 mencampur Pertamax dengan 8% etanol, ketiga adalah Pertamax Turbo," ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati saat rapat dengan Komisi VII pada 2023 silam.
Saat ini sendiri sudah memasuki tahun 2024, apakah Pertalite jadi dihapus tahun ini?. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, tidak mempermasalahkan jika usulan itu direalisasikan, asalkan Pertamina bisa menghasilkan produk BBM tanpa ada beban tambahan.
Namun hingga sekarang, menurut Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji belum ada perubahan terkait penggunaan RON 90 atau pertalite. "Masih, masih menjadi barang JBKP (subsidi). Kita masih menjaga daya beli masyarakat," kata Tutuka, Senin (15/1)
Ia juga menjelaskan sebenarnya saat ini Pertamina sedang mengembangkan bioethanol seperti Pertamax Green, tapi masih ditata dulu rantai pasoknya. "Ketika ada subtitusi BBM yang lebih ramah lingkungan, pemerintah akan mengkajinya," ujar Tutuka.
Kebijakan penghapusan Pertalite dengan nilai oktan 90 ini sejalan dengan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang menetapkan RON 91 sebagai produk BBM terendah yang bisa dijual di Indonesia.
Sementara itu, banyak negara mulai melarang kendaraan berbahan bakar BBM mulai tahun 2025 hingga 2050. Peraturan ini ditujukan mereka untuk mendorong merangsang inovasi dan investasi untuk produsen mobil dalam memproduksi kendaraan listrik.
"Cadangan minyak dunia diprediksi akan habis tahun 2052, gas alam tahun 2060 dan batubara tahun 2090 Pemerintah di seluruh dunia telah mengeluarkan berbagai gas mobil larangan yang akan dilaksanakan selama tahun-tahun mendatang. Transisi ke kendaraan listrik sangat penting untuk mengatasi emisi gas rumah kaca dan polusi udara," kata ujar Pengamat Otomotif dan Dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu kepada OtoDriver. (GIN)