OTODRIVER - Gas buang yang dihasilkan sebuah kendaraan mengandung berbagai zat polutan berbahaya, sehingga bisa meningkatkan kadar emisi. Masalah polusi udara yang disebabkan oleh kendaraan terus menjadi perhatian.
Namun, di dalam sebuah mobil sendiri pada bagian knalpot terdapat teknologi Catalytic Converter yang berfungsi mengubah gas buang yang dihasilkan oleh mesin menjadi lebih ramah lingkungan dengan cara mengurangi kadar emisi. Komponen ini selalu digunakan oleh mobil keluaran terbaru.
Dikutip dari situs Mypertamina, alat ini berbentuk layaknya sarang lebah yang berbahan dasar platinum atau yang juga dikenal dengan palladium. Setiap detailnya menyatu dengan blok keramik yang dibuat khusus.
Dalam proses katalisis, karbon monoksida (CO) akan diubah menjadi karbon dioksida (CO2), hidrokarbon (HC) akan diubah menjadi air (H2O) dan karbon dioksida (CO2), sedangkan nitrogen oksida (NOx) akan diubah menjadi nitrogen (N2) dan air (H2O).
Layaknya sebuah mesin yang terus digunakan, komponen tersebut bisa mengalami penurunan kemampuan hingga 35 persen setelah digunakan 100 ribu km, terlebih jika mobil selalu berada dikondisi kemacetan cukup tinggi.
Dalam kasus yang ada, beberapa pengguna mobil modifikasi memilih melepas catalytic converter mobil guna mendongkrak performa mesin.
"Dengan melepas catalytic converter, tentu gas buang tidak akan tersaring. Karena selain menyaring, catalytic converter punya sensor yang membaca ke ECU, sehingga gas buang tidak akan terkontrol dengan baik," ujar Head Mechanic Auto 2000, Sumarmin ketika dihubungi oleh OtoDriver, Rabu (6/9). (GIN)