Evolusi industri otomotif yang berkembang pesat selama dekade terakhir telah membuat hal dulu dianggap mustahil sekarang malah menjadi nyata. Shenzhen, kota metropolis di China selatan, mulai mengizinkan pengoperasian kendaraan-kendaraan otonom penuh di sejumlah ruas tertentu.
Mobil otonom sendiri adalah kendaraan yang mampu merasakan lingkungannya dan beroperasi tanpa keterlibatan manusia. Mobil tersebut dijalankan tanpa pengemudi dapat berjalan di jalan di area yang ditentukan oleh departemen manajemen lalu lintas setempat dan terkoneksi internet.
Direktur Eksekutif DeepRoute.ai Maxwell Zhou mengatakan bahwa regulasi baru ini akan membantu perusahaan-perusahaan kendaraan otonom meningkatkan level teknologi mereka dan mempercepat komersialisasi kendaraan otonom.
"DeepRoute.ai telah mengoptimalkan lebih lanjut algoritmanya dan menerapkan kembali strategi keamanan untuk uji coba di jalan," ungkap Zhou.
Kendaraan Otonom di Indonesia
Kehadiran transportasi cerdas dan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik otonom akan membuat Indonesia menjadi negara yang terkemuka.
Saat ini kendaraan otonom di Indonesia berada di dua titik lokasi yakni Q Big BSD City dan Kawasan BSD Green Office Park. Kendaraan listrik otonom ini berasal dari Prancis dengan merek dagang Navya varian Arma.
Diketahui, Navya Arma memiliki penggerak listrik dan battery pack berkapasitas 33 kWh yang dapat bertahan selama 9 jam. Kendaraan listrik itu berdimensi 4,7 m x 2,1 m dengan kapasitas penumpang 15 orang, dengan formasi 11 duduk dan 4 berdiri.
Arma dilengkapi dengan beragam sensor mulai dari pemanfaatan GPS (Global Positioning System), sensor LIDAR (Light Radar) yang digabungkan dengan kamera resolusi tinggi untuk big data analysis, kemudian akan diproses oleh komputer yang memiliki spesifikasi tinggi tertanam di dalam mobil.
Transportasi listrik tanpa awak ini mempunyai kemampuan akselerasi, navigasi, hingga dapat mendeteksi kondisi lingkungan di sekitarnya, termasuk menghindari halangan dan melakukan pemberhentian secara otonom.