Langkah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendirikan Indonesia Battery Corporation (IBC) beberapa waktu lalu mendapat apresiasi berbagai pihak. Salah satunya Ketua DPR RI ke-20, Bambang Soesatyo.
Pria yang juga Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini menuturkan, salah satu komponen penting yang membuat harga kendaraan listrik mahal adalah baterai kendaraan listrik.
Di mana harga baterai yang digunakan oleh kendaraan listrik, mencapai satu pertiga dari harga jual satu unit kendaraan listrik. Sehingga masyarakat saat ini masih enggan beralih ke kendaraan listrik, salah satunya karena harga kendaraan listrik yang terhitung mahal.
Di luar harga jual mobil listrik yang diharap makin kompetitif, kehadiran industri ini juga menurutnya akan memiliki sederet manfaat bagi Indonesia. Di antaranya menjadi angin segar bagi iklim investasi serta pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
"Ini juga akan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Selain mempunyai peran penting dalam menyerap pasar tenaga kerja, khususnya generasi muda," kata Bamsoet.
Apalagi menurutnya Indonesia mempunyai sumber daya yang besar untuk pembangunan industri baterai kendaraan listrik, antara lain nikel dan kobalt. Bahkan, sejak 2018 Indonesia telah diakui sebagai 'raja nikel dunia'
Sebagai catatan, IBC dibentuk oleh empat BUMN, yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Pertamina, dan PT PLN. Holding yang dibentuk empat BUMN tersebut akan mengelola industri baterai terintegrasi dari hulu sampai ke hilir di Tanah Air.