Wiper bekerja untuk menghalau lapisan air dari permukaan kaca. Pabrikan mobil melengkapi wiper dengan mode pilihan kecepatan, di mana pengemudi akan menggunakan pilihan tingkat kecepatan gerak sapuan wiper yang disesuaikan dengan besarnya curah hujan yang ada.
Namun saat hujan rintik, kita pun dikenalkan pada satu mode pilihan kecepatan lain yang disebut sebagai intermitten. Biasanya ditandai dengan tulisan INT pada switch atau tombol wiper.
Namun tahukah bahwa ide dasar fitur intermitten ini justru muncul dari rasa jengkel?
Kisahnya bermula pada 1963, saat Kearns mengendarai Ford Galaxy miliknya di bawah taburan rintik hujan. Karena guyuran air hujan yang relatif kecil, ia harus sesekali menyalakan wipernya dan kemudian mematikannya kembali.
Timbul kejengkelan pada dirinya lantaran harus menyalakan dan kembali mematikan wiper berulang-ulang karena menyesuaikan intensitas air yang nempel pada kaca.
Kejengkelannya itu lantas direspons dengan positif dengan sebuah fitur yang punya jeda otomatis pada gerakan wiper. Ia pun kemudian membuat prototipe berupa rangkaian elektronik tambahan yang disambungkan pada kelistrikan wiper pada Galaxynya.
Kearns pun kemudian mengklaim penemuannya ini dengan sebuah paten yang didaftarkan pada Lembaga terkait di Amerika Serikat.
Walau ditemukan orang Amerika, namun tidak lantas menjadikan produk Amerika sebagai pengguna pertamanya. Diketahui bahwa produk Prancis, Citroen SM, menjadi mobil pertama yang menggunakan mode intermittent sebagai fitur standar pada tahun 1970.
Pada perkembangannya, intermitten tak hanya punya satu jeda waktu saja, namun bisa disetel sesuai kebutuhan dengan gerak wiper mulai dari 2 detik, 4 detik hingga tiap 7 detik sekali.