General Motors berencana untuk membangun kembali unit kendaraan pertahanan militernya. Sebab dengan fokus terhadap penjualan segmen tersebut, GM berpotensi meraih keuntungan hingga US$25 miliar atau setara dengan Rp 350 triliunan di pasar Amerika.
Seperti dilansir Carscoops, GM bakal menciptakan produk militer baru, berdasarkan kendaraan yang sudah ada.
"Saat kita dewasa, seiring kita tumbuh, saat kita membangun model operasi kita karena kita memiliki lebih banyak kemenangan dan akan memiliki kesempatan. Saya pikir, untuk terus melakukan ke arah lain atau pasar yang berdekatan, jadi jumlah itu tidak akan berkurang," tambahnya.
DM Defense kembali dibangun pada 2017. Awalnya, divisi ini dimaksudkan untuk meluncurkan teknologi bahan bakar sel. Namun kini, akan fokus dengan lebih banyak peluang bisnis jangka pendek mencakup kendaraan listrik.
"Kenyataannya adalah angkatan darat belum siap untuk membeli ribuan kendaraan bertenaga bahan bakar sel. (tetapi) kendaraan listrik adalah percakapan yang sangat, sangat nyata sekarang," tegasnya.
Dengan GM Defense yang fokus pada masa depan yang lebih dekat dengan kendaraan ICE dan EV untuk militer, GM dianugerahi kontrak US$214,3 juta awal tahun ini oleh tentara untuk memproduksi dan mempertahankan Infantry Squad Vehicle (ISV) barunya, yang didasarkan dengan Chevrolet Colorado ZR2 dan menggunakan 90 persen suku cadang komersial.
Tim Herrick, presiden sementara GM Defense, mengatakan, kendaraan pasukan infanteri adalah permulaan untuk divisi tersebut, dan mengungkapkan bahwa varian lain, termasuk yang memiliki mesin listrik adalah kemungkinan pada masa depan.
Awal bulan ini, GM Defense mengumumkan telah memulai renovasi fasilitas GM yang ada di Concord, North Carolina untuk mendukung produksi ISV. Pabrik ini akan membantu memproduksi 649 unit ISV dan akan mendukung produksi hingga 2.065 unit kendaraan dengan otorisasi tambahan selama delapan tahun.