Mantan pereli nasional, Ricardo Gelael, kembali turun ke lintasan balap reli untuk kembali unjuk gigi pada ajang Meikarta Sprint Rally Kejurnas Putaran 5-2019 yang berlangsung dari Sabtu (14/12) hingga hari ini, Minggu (15/12).
"Biar reli nasional tambah ramai. Karena menurut saya dunia balap paling mungkin untuk dikembangkan di Indonesia itu reli," ujarnya kepada wartawan, di Meikarta, Cikarang, Bekasi.
Hal itu tentu karena Citroen sendiri sudah tak punya APM atau keagenan resmi di tanah air. Jikapun ada mobil Citroen di Indonesia maka bisa dipastikan unit tersebut lansiran importir umum.
"Mobil ini membuat saya lebih percaya diri, dan lebih mudah dikendarai," tutur Ricardo.
R5 sendiri merupakan salah satu kelas dalam sebuah reli, satu tingkat di bawah kejuaraan dunia reli atau biasa dikenal World Rally Champioship (WRC). Mobil menjalani debut tahun lalu di Tour de Corse pada 2018.
Sebagai mobil yang dibuat khusus untuk kejuaraan reli, Citroen C3 R5 memiliki spesifikasi buas. Mobil dibekali mesin 1.600 cc turbo, 4 silinder, 16-valve, dengan ECU Magneti Marelli. Dengan bekal mesin tersebut, mobil diklaim mampu menghasilkan tenaga 285 dk pada 5.000 rpm dan torsi 420 Nm pada 4.000 rpm. Tenaga dari mesin disalurkan ke penggerak roda melalui transmisi manual 5 percepatan squential. Sedangkan pada sektor kaki-kaki, Citroen C3 R5 mengandalkan suspensi Reiger buatan Belanda yang dikenal memang khusus untuk mobil reli R5
Meski dibekali mesin buas, Ricardo menjelaskan bahwa untuk balap reli, top speed bukanlah acuan. Karena bukan hanya top speed yang dibutuhkan dalam balap reli namun juga strategi keseluruhan, terutama kecepatan saat belokan.
Sebagai informasi, pada 1 Mei 2019, total sebanyak 26 Citroen C3 R5 dibuat. Dari jumlah tersenut 22 unitnya dijual kepada tim independen. Di ajang reli, Citroen C3 R5 memiliki sejumlah kompetitor seperti Skoda Fabia R5, Ford FIesta R5, Hyundai i20 R5, dan Volkswagen Polo R5.