Kehadiran sebuah Daihatsu Ayla bermesin turbo cukup menyita perhatian. Spekulasi mengenai rencana Daihatsu Indonesia membuat mobil kecil sekelas Ayla bermesin turbo pun tak terhindarkan.
Hal ini karena cukup relevan dengan isu global mengenai tuntutan mesin yang harus mengejar efisiensi konsumsi bahan bakar dan pengurangan emisi carbon. Pemerintah juga sudah membuat regulasi LCGC berdasarkan kehematan BBM yang harus mencapai 20 km/liter.
"Sebenarnya ke depannya pemerintah itu akan menerapkan satu regulasi penggunaan bahan bakar yang irit dan efisien, emisinya juga turun. Kami bisa mengakali dengan mesin yang lebih kecil, misalnya mesin 1.500 cc kita down-sizing ke 1.200 atau 1.000 cc. Tapi kan pasti tenaganya turun, kami bisa akali dengan turbo," seru Satriyo Budiutomo selaku Head Product Planning PT ADM.
"Jadi di sini (pembahasan mobil lanjutan LCGC) turbo bukan untuk mengejar performance, tapi bagaimana caranya untuk memenuhi standar regulasi yang akan ditetapkan pemerintah, bahan bakar yang irit, pajak yang lebih murah, juga secara desain lebih compact," lanjut Satriyo menjelaskan pandangannya terhadap wacana regulasi pemerintah.
Namun ia menampik jika Ayla Turbo yang dipajang di booth Daihatsu pada GIIAS 2018 adalah salah satu langkah membuat mobil kecil bermesin turbo.
“Sebagai produsen mobil compact di tingkat global, Daihatsu selalu konsisten mengembangkan dan menampilkan mobil konsep. Kali ini, di ajang GIIAS 2018, kami membawa mobil konsep Ayla Turbo. Kami berharap, mobil konsep ini dapat menjadi inspirasi bagi industri otomotif Tanah Air dan menunjukkan kemampuan R&D Daihatsu,” lanjut Pradipto Sugondo, R&D Executive Officer ADM.
Dikembangkan oleh tim Research & Development PT ADM di Indonesia, Ayla Turbo disebut memiliki performa maksimal, berkat ubahan mesin yang menganut 1.200 cc dual VVT-i yang jadi lebih bertenaga, dilengkapi dengan Low Compression Piston.