Kehadiran MPV 7-Seater LCGC dari Toyota dan Daihatsu menimbulkan kekhawatiran. Dari ribuan komentar pembaca OtoDriver, banyak yang memprediksi dengan harganya yang sangat terjangkau serta kualitas di atas ekspektasi, kedua mobil ini bakal laku keras dan menimbulkan kemacetan makin parah.
Saat peluncurannya di Karawang, Menteri Perindustrian baru, Airlangga Hartarto, juga hadir. Sebagai wakil pemerintah di sana, beliau kami tanya langsung bagaimana pemerintah mengantisipasi ledakan populasi mobil LCGC ini. Karena seperti kita tahu, dengan skema LCGC pemerintah artinya menambah volume kendaraan dan di saat bersamaan mengurangi pendapatannya. Padahal pendapatan diperlukan untuk menambah infrastruktur jalan.
Belum lagi, target penjualan Calya dan Sigra lumayan tinggi, sekitar 3.000 unit per bulan. Artinya dari kedua model ini saja, akan ada tambahan 100 unit per mobil tiap hari di jalan raya. Jelas dibutuhkan infrastruktur makin baik.
Tax amnesty sendiri merupakan kebijakan penghapusan sanksi pajak dari pemerintah, untuk mendorong investasi dan dana yang selama ini disimpan di luar negeri kembali ke tanah air. Dengan begitu pemerintah menargetkan bisa menambah jumlah wajib pajak 2 kali lipat dan pada ujungnya menambah pendapatan.
Jadi secara umum, pemerintah melakukan 'subsidi' silang. Meringankan pajak mobil LCGC, dan mendapatkan tambahan pajak dari bidang lain yang selama ini tak masuk ke negara. "Skema mobil LCGC harus kita dukung, karena meringankan masyarakat. Selain itu, produksi mobil yang bertambah membuat serapan tenaga kerja luar biasa. Seperti Toyota Calya dan Sigra ini yang mampu menyerap lebih dari 600 ribu tenaga kerja," tambah Airlangga.