Pemerintahan kota New Delhi telah menerbitkan aturan tentang penggunaan kendaraan pribadi yang berlaku mulai 1 Januari 2016 lalu. Undang-undang ini dibuat untuk mencegah bertambahnya kesemerawutan lalu lintas serta menurunkan kadar polusi yang telah mengkhawatirkan di kota tersebut.
Aturan yang berlaku bagi pemilik mobil pribadi tersebut memakai sistem pelat kendaraan bermotor genap dan ganjil secara berseling di New Delhi. Meski sudah dimulai pada Jumat kemarin, sistem ini masih dalam taraf uji coba selama dua pekan.
Pembatasan akan diberlakukan mulai Senin hingga Sabtu sejak 08.00 hingga 20.00 waktu setempat. Namun, beberapa pengecualian dibuat. Wanita akan diizinkan mengemudikan mobil mereka setiap hari, asalkan ia bersama wanita lain atau anak-anak berusia maksimal 12 tahun.
Polisi lalu lintas dan beberapa ribu relawan memeriksa mobil di persimpangan. Para pelanggar akan didenda hingga 2.000 Rupee atau sekitar Rp 400 ribu dan diminta untuk segera pulang.
"Tantangan terbesar adalah membuat orang menyadari bahwa langkah melawan polusi ini untuk mereka, kesehatan mereka, kebaikan mereka sendiri," ujar Menteri Transportasi Delhi Gopal Rai seperti yang dilansir laman BBC. Pemerintah kota sendiri telah menyiapkan sekitar 3.000 bus swasta demi menyediakan layanan antar jemput ke kota dari daerah permukiman untuk mengurangi kepadatan pada jaringan transportasi. Sekolah juga diliburkan sementara sebab bus mereka digunakan sebagai angkutan umum.
India juga meluncurkan aplikasi yang bisa digunakan untuk memesan alat transportasi tuktuk. Nantinya itu akan menjadi penghubung ke stasiun metro (bus) terdekat.
Pembatasan penggunaan kendaraan bermotor dilakukan sebab Delhi telah mengalami peningkatan bahaya polusi sejak musim dingin ini. Pemerintah daerah mengumumkan skema ini setelah tingkat polusi di kota itu sudah 10 kali lebih dari batas aman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pro dan kontra tentu saja hadir terkait aturan yang masih dalam tahap uji coba ini. Warga setempat, Pankay Mehta menuturkan, “Pembatasan akan membuat sulit transportasi dari dan menuju tempat kegiatan. Menurutnya, warga harus menyambung menggunakan alat transportasi umum dan merepotkan,”.
Sementara, aktivis lingkungan menyambut baik keputusan itu. Mereka mengatakan, situasinya begitu buruk sehingga langkah dramatis perlu dilakukan. Belakangan, penjualan mobil baru di India melonjak. Ada tambahan sekitar 1.400 mobil baru ke jalan ibu kota setiap harinya.
Sistem serupa tadinya diwacanakan diberlakukan di Jakarta. Tapi hingga sekarang belum dilakukan. Setidaknya kita bisa mengintip dulu dari India mengenai efektivitas serta kemungkinan masalah yang bisa terjadi