Hyundai dan Kia belum lama ini tersandung masalah terkait dugaan kesalahan data konsumsi bahan bakar. Hal ini mengharuskan keduanya membayar denda sebesar 41,2 juta dollar AS (sekitar Rp 530 miliar) agar bisa menyelesaikan masalah yang dialami pada beberapa model mobilnya.
Menurut laporan LaTimes (27/10), pada 2012, Hyundai kembali melakukan pengujian konsumsi bahan bakar setelah Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat mempertanyakan angka konsumsi bahan bakarnya. Saat itu yang sempat tercatat konsumsi BBM sampai 64 km/liter. Produsen asal Korea Selatan itu bersikukuh tidak melanggar hukum atas hal ini dan bukannya mencari kejelasan bagaimana cara pengujian yang sesuai dengan aturan dari Badan Perlindungan Lingkungan.
Kia Rio 2012
Model-model yang terlibat skandal konsumsi bahan bakar ini adalah Accent, Elantra, Veloster, Kia Rio, dan beberapa model lainnya. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan, mobil-mobil tersebut tadinya memiliki angka konsumsi BBM yang dilebih-lebihkan pada tiap modelnya.
Hal ini membuat keduanya terseret ke masalah hukum di tahun 2013 dan terancam denda maksimal 350 juta dollar Amerika Serikat ke Badan Perlindungan Lingkangan dan Departemen Hukum AS.
Kini hukuman sudah dijatuhkan, dan ditambah mereka juga harus mengganti uang seluruh konsumennya yang dikeluarkan oleh konsumen untuk mengisi bensin karena bergantinya angka konsumsi bahan bakar tersebut.
Meski begitu masalah ini tak ada di Indonesia. Seperti kita tahu, di Indonesia tak ada kewajiban pabrikan mobil untuk mencantumkan hasil konsumsi BBM-nya. di lain sisi, Hyundai Amerika menjamin masalah ini tak berpengaruh pada kualitas produk mereka.
"Walaupun ada penyesuaian di klaim angka konsumsi BBM, Hyundai tetap memimpin di industri otomotif dalam hal konsumsi bahan bakar dan performa yang peduli terhadap lingkungan," kata David Zuchowski selaku CEO Hyundai di Amerika Serikat.