Nissan Motor ternyata diam-diam punya rencana menghadirkan seluruh line up mobil listrik pada 2026 mendatang. Kehadiran banyaknya mobil ramah lingkungan tersebut membuatnya tak lama lagi lagi menjual mobil berbahan bakar fosil.
Dalam revisi strategi jangka panjangnya yang terungkap pada November 2021 lalu, pembuat mobil tersebut mengatakan akan meningkatkan rasio kendaraan hybrid dan EV di antara mobil-mobilnya yang dijual di Eropa menjadi 98 persen dari target sebelumnya sebesar 75 persen.
Sebagai awal, Benua Eropa adalah pasar utama untuk memasarkan line up dagang mobil ramah lingkungan Nissan tersebut. Baru selanjutnya ke Amerika Serikat, Jepang dan Asia lainnya.
Pengumuman itu muncul setelah Nissan mengatakan awal bulan ini akan membeli hingga 15 persen saham di Ampere, sebuah usaha kendaraan listrik yang akan didirikan oleh mitra aliansinya Renault SA.
"(Keputusan) telah memberi kami kesempatan untuk meningkatkan jangkauan pasar kami dan menggunakan mitra kami untuk mendukung bisnis Eropa kami," kata Chief Operating Officer Nissan Ashwani Gupta dalam konferensi pers online, (27/2).
Secara global, perusahaan bertujuan untuk menaikkan rasio mobil listrik menjadi 44 persen pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2027, naik dari target sebelumnya sebesar 40 persen, dengan target pasar Jepang direvisi naik menjadi 58 persen dari 55 persen. Sementara pasar China turun, dari 40 persen menjadi 35 persen.
Perusahaan mempertahankan targetnya untuk pasar AS, dan masih berencana untuk membuat lebih dari 40 persen mobilnya yang dijual di sana akan dialiri listrik pada tahun fiskal 2030.
Untuk jangka panjang, produsen asal Jepang tersebut merencanakan kehadiran 19 model listrik hingga 2030 mendatang.
