OTODRIVER - Mazda memiliki pengamatan yang panjang perihal mobil full electric. Pabrikan asal Hiroshima ini saat ini pun punya satu produk yang mengandalkan asupan setrum murni yakni MX-30 yang lahir dengan mengadopsi platform e-Skyactive yang harus berbagi dengan MX-30 versi PHEV ataupun versi mild hybrid.

Kabarnya MX-30 BEV akan segera dihentikan produksinya hingga akhir tahun ini, walaupun sebatas di pasar Amerika Utara.

Jadi secara khusus, Mazda belum punya platform khusus untuk mobil full setrum.

Walau terkesan ‘slow’, namun bukan berarti Mazda tak punya rencana untuk lebih menekuni persaingan mobil listrik murni.

Dikutip dari carscoops, CEO Mazda, Masahiro Moro menggungkapkan bahwa Mazda mungkin lambat merespons perkembangan di segmen mobil listrik  namun ia menegaskan bahwa siap berkomitmen untuk nyemplung lebih jauh ke persaingan mobil listrik.

 “Salah satu masalah besar bagi kami adalah ketidakpastian permintaan. Di pasar saat ini, realitas elektrifikasi, khususnya kendaraan listrik (EV) baterai, lajunya tidak terlalu tinggi. Jadi kita mungkin memulainya sedikit lebih lambat. Belum tentu dalam hal waktu, tapi peningkatan penjualannya. Itu sebabnya saya menyebut kami sebagai pengikut EV yang disengaja,” kata Moro.

Lebih jauh lagi, Moro mengatakan bahwa pihaknya akan memiliki divisi khusus untuk mobil listrik yang akan dikembangkan dan dijual melalui melalui divisi baru bernama e-Mazda.

Model yang akan mereka jajakan kelak dibangun di atas platform yang scalable. Model pertama dari produk full listrik ini akan diluncurkan antara tahun 2025 hingga 2027.

Model tersebut diprediksi akan berwujud crossover dengan powertrain single ataupun dua motor. Sedangkan untuk suplay baterainya akan diasup dari Panasonic dan Envision AESC Jepang.

Dalam pengembangan mobil ini, Mazda berkolaborasi dengan Toyota. Dengan demikian akan lebih ramping dalam hal biaya investasi R&D 70-80%, dibandingkan jika Mazda melakukan pengembangan secara mandiri.(SS)