OTODRIVER – Meski secara tradisional penguasaan teknologi dari pabrikan Jepang tidak perlu diragukan lagi namun tidak menutup kemungkinan untuk terus mencari terobosan baru. Meskipun itu dilakukan dengan cara yang tidak biasa.
Seperti yang hendak dilakukan oleh Nissan Motor Corporation. Pekan ini (17/9), seperti dikutip dari Reuters, pabrikan yang didirikan pada tahun 1933 itu membuka kemungkinan untuk belajar ke industri otomotif Tiongkok soal proses kerja dari ekosistem produsen kendaraan yang punya dampak besar atas daya saing global.
Tujuannya untuk mencapai target dari rencana pengetatan anggaran yang nilainya sebesar 250 miliar Yen.
Chief of Total Delivered Cost Transformation Nissan Motor Corporation, Tatsuzo Tomita, menyebutkan bahwa pihaknya sudah mendapatkan gambaran awal soal bagaimana pabrikan Cina bisa beroperasi lebih efisien.
Tomita-san secara garis besar sudah mengetahui bagaimana para pemasok komponen untuk pabrikan Tiongkok juga berperan dalam membuat kendaraan. Salah satunya dengan pemanfaatan komponen yang seragam untuk model maupun varian produk yang berbeda.
Selain itu, para pemasok komponen kendaraan juga punya jalur kolaboratif dengan para desain kendaraan itu sendiri.
Pria yang bergabung dengan Nissan di tahun 2004 itu juga mengutarakan kalau pihaknya saat ini sudah bisa memahami cara kerja tersebut.
Hal yang kemudian menjadi tantang adalah soal penerapannya dalam proses produksi model yang masih diedarkan saat serta untuk model baru yang akan dirilis serta pada desain kendaraan yang belum dirilis. (EW)









