OTODRIVER - Toyota melalui anak perusahaan mereka yaitu Toyota Chemical Engineering (TCE) tengah mengembangkan bisnis daur ulang baterai yang disebut hampir membuat lompatan ekologis dengan cara baru tanpa proses pembakaran.
Berdasarkan siaran pers di laman Toyota Times, Kamis (8/2), pengembangan tersebut berusaha beralih dari proses daur ulang konvensional yang umumnya membakar baterai lama kemudian mengumpulkan bahan-bahan penting dari abunya.
Meskipun cara konvensional tersebut berhasil, proses ini sangat boros karbon dan bukan cara yang paling efektif untuk mendapatkan kembali semua bahan dalam sel baterai.
Anak perusahaan Toyota tersebut saat ini berencana menyuling elektrolit (kandungan dalam baterai) agar tidak terlalu mudah terbakar, dan lebih aman untuk ditangani.
Dengan itu, TCE akan dapat mengoyak baterai secara lebih menyeluruh, dan menghancurkan sel-selnya, membuatnya lebih mudah untuk dipilah-pilah, dan untuk mendapatkan kembali materialnya.
Sisa-sisa baterai yang disebut "zat hitam" itu mengandung aluminium, besi, dan banyak logam langka, menurut TCE.
Perusahaan mengklaim bahwa metode baru ini mengurangi emisi CO2 (karbon dioksida) yang terlibat dalam proses daur ulang baterai, dan meningkatkan tingkat pemulihannya.
"Tidak hanya akan berkontribusi pada netralitas karbon, tetapi juga memungkinkan untuk menyortir dan memulihkan bahan yang tidak dapat kami peroleh dari pembakaran konvensional, yang secara dramatis meningkatkan tingkat pemulihan. Ini adalah langkah menuju tercapainya ekonomi sirkular,” ujar anggota TCE Kenichiro Muramatsu.
Saat ini TCE melakukan proses daur ulang tersebut pada mobil-mobil listrik Toyota seperti Toyota Prius generasi ke-3 dan bZ4X. (AB)