OTODRIVER - Dalam era pergeseran elektrifikasi, mobil berjenis hybird mengalami pertumbuhan pesat dibandingkan mobil elektrik murni. Kendati keduanya muncul sebagai pilihan baru bagi masyarakat Indonesia selama 2023.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid sepanjang 2023 sebanyak 54,179 unit atau tembus pangsa pasar sebanyak 5,4%. Angka tersebut naik 5 kali lipat lebih dibandingkan tahun sebelumnya di 2022, yakni hanya terjual 10.344 unit atau dengan pangsa pasar 1%.
Sedangkan, penjualan Battery Electric Vehicle (BEV) juga tumbuh, namun tidak sebesar mobil hybrid. Kenaikan penjualan mobil hybrid tidak sampai 2 kali lipat pada tahun 2023 dibanding tahun sebelumnya.
Sepanjang 2023, penjualan BEV tercatat sebanyak 17,051 unit atau dengan pangsa pasar 1,7%, sedangkan di tahun 2022 terjual 10.327 unit atau menguasai 1% pangsa pasar.
Sekretaris Jenderal Gaikindo Kukuh Kumara menjelaskan kenapa mobil hybrid menjadi pilihan masyarakat terkait elektrifikasi dibanding mobil listrik. "Hybrid hemat bahan bakar, dan ada pilihan varian 7 seater. Sedangkan mobil listrik juga alami kenaikan, tapi pilihannya kebanyakan mobil kecil," kata Kukuh dalam diskusi Forum Wartawan Otomotif (Forwot), Selasa (16/1).
Sementara itu, Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus Pasaribu mengatakan bahwa mobil hybrid gabungan mesin elektrik dan konvesional masih menjadi pilihan konsumen elektrifikasi di Indonesia.
"Pergeseran ICE ke EV akan berlangsung secara mulus selama 2024. Penjualan terbesar justru terjadi pada kendaraan hybrid. Kendala harga baterai yang memiliki harga masih mahal tetap masih menjadi tantangannya," kata Yannes.
Mobil hybrid diyakini bakal lebih laris jika mendapat subsidi, meskipun dinilai bisa menurunkan jumlah emisi, sayangnya pemerintah dalam program peralihan ke era elektrifikasi belum melirik hybrid sebagai tujuan. (GIN)