OTODRIVER - Dunia industri otomotif Jepang menutup tahun 2023 dan membuka tahun 2024 dalam kondisi yang tidak terlalu menggembirakan. Paling tidak bisa dilihat dari industrial output pada Januari 2024 di mana ada penurunan sampai 7,5 persen dibandingkan satu bulan sebelumnya atas produksi kendaraan bermotor, terutama mobil. Penurunan itu merupakan yang terbesar sejak periode bulan Mei tahun 2020 saat pandemi mulai merebak.
Tidak ditepis bahwa kondisi itu, salah satunya, dampak dari rangkaian skandal uji keselamatan yang terjadi pada Toyota dan Daihatsu di akhir 2023 hingga awal 2024, yang hingga kini masih terus dalam pengawasan regulator industri di Jepang.
Secara resmi pihak Kementerian Perindustrian Jepang, seperti dikutip dari Kyodo News pekan ini (29/2), menyebutkan secara tersirat bahwa tren penurunan tersebut karena terjadi gejala ‘pelemahan yang fluktuatif’ di industri otomotif Jepang.
Meski begitu, harapan ada titik cerah tetap digaungkan atas kondisi industri otomotif Jepang. Karena begitu besarnya serapan pasar, tahun 2023 terjual 3,9 juta unit mobil baru di seantero Jepang.
Koichi Fujishoro, ekonom dari Dai-ichi Life Research Institute, menyebutkan bahwa, jika diamati lebih detail, kelesuan yang tengah melanda industri otomotif Jepang itu hanyalah kondisi sementara. "Trennya masih akan kembali membaik dalam waktu yang tidak terlalu lama,” pungkasnya, masih dikutip Kyodo News. (EW)