OTODRIVER – Penjualan mobil listrik di Benua Eropa mengalami penurunan. Padahal, Benua Biru ini merupakan kontinen yang paling concern soal emisi gas buang dari kendaraan.
Seperti dikutip dari reuters.com (23/6), penjualan mobil bertenaga setrum di Uni Eropa mengalami penurunan total sebesar 12 persen. Dan penurunan terbesar justru terjadi di Jerman yang merupakan salah satu negara produsen mobil listrik terbesar di dunia.
Jerman sendiri mengakhiri subsidi untuk pembelian EV lebih cepat pada bulan Desember 2023 kemarin sebagai bagian dari kesepakatan anggaran tahun 2024 yang diselesaikan pada menit-menit terakhir.
Kini, penjualan EV di Jerman mengalami penurunan sebesar 16 persen tahun ini, menurut Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA). Secara keseluruhan, penjualan mobil baru di Uni Eropa turun 3persen pada bulan Mei dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penurunan kedua tahun ini, dan turun 2,6 persen di wilayah yang lebih luas termasuk Inggris dan EFTA, menurut ACEA.
Permintaan EV di Eropa telah mendingin dalam beberapa bulan terakhir setelah beberapa tahun mengalami kenaikan yang kuat, sementara persaingan untuk memproduksi model yang lebih terjangkau semakin meningkat.
Meskipun pangsa mobil full listrik mengalami penurunan menjadi 12,5 persen dari 13,8 persen pada Mei 2023, pangsa hybrid meningkat menjadi 29,9persen dari 25persen. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan penjualan Volkswagen sebesar 1,6 persen, dan juga Toyota yang mengalami peningkatan sebesar 13 persen. (AW).
