Biofuel telah menarik perhatian dunia karena selain meningkatkan diversifikasi sumber energi juga tidak berkontribusi mengurangi emisi gas rumah kaca.
Menyadari akan hal tersebut, PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan bahan bakar minyak (BBM) jenis baru campuran Pertamax dengan nabati etanol (bioetanol) Juni ini.
"Jadi nanti kami di bulan ini, kami mau launching produk baru, yaitu bioetanol. Jadi Pertamax kami campur dengan etanol," ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati dalam Media Briefing Capaian Kinerja 2022 yang disiarkan melalui YouTube Pertamina, Rabu (6/6).
Perlu diketahui, biomassa lignoselulosa tebu merupakan bahan baku yang berpotensi untuk memproduksi bioetanol dan konversi energi termal. Di Indonesia, program yang bernama Bioetanol Tebu Untuk Ketahanan Energi telah sendiri telah diresmikan Presiden Jokowi.
Lebih lanjut, Nicke juga menyampaikan proses pembuatan etanol dari tebu tidak akan mengganggu produksi dari pabrik gula. Pasalnya, pihaknya hanya akan mengambil tetes tebu, sehingga tidak rebutan dengan pabrik gula. Selain itu, bioetanol juga bisa dibuat dari singkong dan jagung yang sumber daya-nya cukup besar di Tanah Air.
"Etanolnya dari molasses tebu, ini nanti rebutan nggak dengan pabrik gula? Tidak, ini cuma tetes tebu saja, jadi pabrik gula jalan ada tetes tebunya dan potensi kita besar. Selain itu juga bisa dibuat dari cassava, dari singkong, dari jagung juga," papar Nicke.
Dengan dipasarkanya Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bioetanol, hal ini merupakan produk kedua Pertamina dari bahan bakar nabati. Sebelumnya perusahaan negara ini telah mengedarkan BBM yang dicampur dengan minyak nabati, yakni biodiesel 35 persen (B35) yang sudah dipasarkan sejak Februari 2023.