Toyota Motor Corporation (TMC) mau tidak mau harus memangkas produksi mobil mereka secara global. Hal tersebut melihat angka pencapaian selama Juni 2022.
Keputusan ini sudah kedua kalinya dalam sepekan, dan akan berpengaruh terhadap jumlah produksi dalam setahun penuh. Demikian dilansir Reuters, Senin (30/5/2022).
Keputusan tersebut, karena krisis rantai pasok dan lockdown yang terjadi di Cina. Toyota sendiri, telah dilanda kekurangan chip semikonduktor. Pengurangan produksi Toyota juga dilihat dari data yang menunjukkan penjualan mobil di Cina, Eropa, dan Amerika Serikat melemah.
Saat ini, Toyota diharapkan produksi sekitar 50 ribu unit lebih sedikit pada Juni 2022, dengan total sekitar 800 ribu unit karena lockdown di Shanghai. Sebelumnya, diperkirakan produksi Toyota juga berkurang 100 ribu karena kekurangan cip semikonduktor.
Sementara itu, raksasa asal Jepang ini juga kemungkinan menurunkan rencana produksi setahun penuh sebesar 9,7 juta unit kendaraan.
"Sangat sulit untuk memperkirakan situasi pasokan suku cadang saat ini, karena penguncian yang sedang berlangsung di Shanghai," tulis Toyota dalam sebuah pernyataan.
Kekurangan suku cadang telah menjadi hambatan bagi banyak pembuat mobil, baik di Jepang dan negara lain. Mengingat Cina adalah pasar mobil terbesar di dunia, dan raksasa manufaktur global, lockdown di negara tersebut memiliki implikasi untuk penawaran dan permintaan.
Pada Mei 2022, Subaru memperingatkan bahwa dilernya di AS hanya memiliki stok sebesar 5.000 unit. Sementara Honda, akan memangkas produksi sebesar 20 persen di dua pabrik domestik.
Sebagai informasi, Toyota mengatakan bahwa model Corolla, RAV4, Prius dan 4Runner akan terkena dampak penangguhan produksi.