Selain upaya-upaya perpindahan sumber energi dari bensin ke listrik untuk kendaraan, sebenarnya terdapat energi matahari yang berjumlah besar dan bersifat terus-menerus tidak akan habis.
Upaya tersebut coba dilakukan perusahaan rintisan otomotif asal Belanda, Squad Mobility untuk memasarkan kendaraan Squad Solar City Car di pasar Amerika Serikat (AS) dengan harga mulai 6.250 euro atau Rp 103.260 juta pada 2023.
Dilansir dari Insideev, kendaraan bertenaga sinar matahari itu berbentuk seperti mobil golf yang mungil dengan panel surya di atap. Kendaraan ini akan menawarkan dua versi berbeda seperti varian dua tempat duduk dengan kecepatan tertinggi 45 km/jam (28 mph) dan empat tempat duduk dengan kecepatan tertinggi 70 km/jam (43 mph).
Kedua kendaraan ini masing-masing ditenagai dengan motor berkapasitas 3,2 tenaga kuda (2 kW) yang menggunakan hingga empat baterai individual yang dapat dengan mudah ditukar dengan masing-masing baterainya memiliki kapasitas 1,6 kWh.
Di Eropa sendiri, kendaraan bertenaga surya bisa dikendarai tanpa harus memiliki lisensi. Hal itu harus dibarengi dengan ambang batas tertentu, mulai dari kecepatan tertinggi dan juga tenaga dari kendaraan itu sendiri.
Perlu diketahui, mobil tenaga surya memiliki cara kerja yang berbeda dengan mobil listrik pada umumnya. Dengan panel surya yang terdiri dari sel surya atau sel photovoltaic. Sel-sel ini yang nantinya akan mengubah energi matahari menjadi listrik untuk mengisi daya baterai.
Nantinya pemilik mobil listrik bertenaga surya tidak perlu lagi mengisi baterai melalui penghubung daya listrik atau mencari SPKLU. Mobil cukup dijemur di bawah sinar matahari, maka baterai pun akan terisi.
Energi yang tersimpan pada baterai mobil itu kemudian digunakan untuk menggerakkan motor listrik yang berfungsi untuk memutar roda
