Akibat pandangan pengendara terganggu asap pembakaran rumput di sebelah ruas tol Pejagan-Pemalang, Kabupaten Brebes, Minggu (18/9). Membuat kecelakaan beruntun yang melibatkan 13 kendaraan bermotor.
Berkaca pada kejadian tersebut, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) yang merupakan penanggung jawab jalan tol meminta kepada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) meningkatkan pengawasan terhadap pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) sesuai dengan standar operasi dan prosedur atau SOP yang berlaku.
"Kementerian PUPR meminta BUJT untuk meningkatkan patroli rutin, memperbanyak pemasangan kamera CCTV, dan kamera monitoring kecepatan di seluruh ruas tol," dilansir dari Instagram @kemenpupr.
Hal ini dilakukan untuk menjamin keselamatan dan keamanan para pengguna jalan tol, serta mengurangi risiko gangguan yang bersumber dari berbagai kegiatan sosial ekonomi yang dapat mempengaruhi atau bahkan menimbulkan bahaya bagi para pengguna jalan tol yang salah satunya dipicu oleh asap tebal pembakaran sawah/ladang/ilalang di pinggiran tol.
Sementara itu, Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno juga berpendapat, Pemda juga dapat dilibatkan juga untuk pro aktif membantu petani mencari solusi agar tidak membakar secara besar-besaran lahan yang berada tepat di sisi tol. Operator jalan tol melalui progam Corporate Social Responsibility (CSR) dapat membelikan kendaraan roda 3 ke petani untuk mengangkut sampah sisa panen untuk membakar menjauh dari sisi jalan tol.
"Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) juga dapat berperan sangat strategis, yaitu dengan memberikan teknologi tepat guna untuk pengelolaan jerami atau lainya sebagai waste dari produk pertanian untuk dijadikan produk yang bermanfaat," ungkap Djoko saat dihubungi OtoDriver.