Kewajiban untuk memiliki hasil rapid tes antigen bagi penumpang angkutan umum, termasuk bus untuk keluar-masuk Jakarta mulai 18 Desember memberi kekhawatiran pada pihak perusahaan otobus.
Kekhawatiran tersebut mulai dari sepinya penumpang, hingga hadirnya pesaing baru sesama angkutan perjalanan darat, yakni travel gelap. Seperti disampaikan oleh Yudi, agen bus Pahala Kencana di Terminal Pulogebang saat kami temui Sabtu (19/12).
"Peraturan tersebut berdampak besar pada bus. Karena penumpang makin sepi," keluhnya.
Padahal menurutnya, saat ini kondisi okupansi penumpang mulai pulih pasca masa PSBB di bulan April-Mei lalu. Namun kini, menjadi sepi karena banyak yang keberatan dengan kewajiban rapid tes antigen tersebut.
"Karena biaya tesnya mahal. Dibandingkan harga tiket busnya, justru lebih mahal tesnya. Orang jadi enggan," kata Yudi lagi.
Efek yang dicemaskan menurutnya adalah makin maraknya travel gelap, seperti saat Lebaran lalu. "Yang ditakutkan ya travel gelap makin marak. Mereka kan nggak perlu surat rapid tes karena pakai mobil pribadi. Jadi kemungkinan diperiksanya kecil. Kalau begitu ya sama saja," pungkasnya.