Belakangan ini kecelakaan kendaraan niaga seperti truk dan sejenisnya marak terjadi. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya cara berkendara yang tidak benar.
Hal tersebut dibenarkan oleh Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo), Kyatmaja Lookman. Menurutnya masih banyak supir truk di Indonesia yang tidak paham dengan keselamatan dan cara berkendara yang benar.
“Kalau kita berbicara masalah skill mereka, memang tidak diragukan. Tapi attitude dan knowledge nya minim. Bahkan banyak supir yang beranggapan dengan jarak berdekatan dengan kendaraan yang di depannya itu bagus. Menurut mereka kecelakaan jadi tidak terlalu parah,” ujarnya ketika diwawancarai di acara GIICOMVEC, Jumat, (2/2).
Masih menurutnya, hal ini juga disebabkan tidak tersedianya sekolah khusus maupun semacam lembaga sertifikasi profesi untuk para supir truk. Terlebih lagi, hampir 100 persen supir truk di Indonesia adalah alumni kenek.
“Harusnya ada sekolah khusus supir truk, mengingat logistik di Indonesia 90 persen menggunakan transportasi truk. Kalau dibiarkan begini terus, makin banyak kecelakaan terjadi di jalan raya,” imbuhnya.
Kecelakaan yang melibatkan truk kerap terjadi dan tak jarang juga yang berakhir tragis. Tentunya hal tersebut harus diminimalisir dengan program edukasi untuk para supir truk.
