Daihatsu pusat yang bermarkas di Jepang kini sepenuhnya dimiliki oleh Toyota Motor Company (TMC). Di Indonesia pun Daihatsu juga telah menjalankan sinergi di bawah naungan Toyota Indonesia.
Dengan adanya produk di kedua merek yang bisa disebut "mobil kembar", bagaimana strategi PT Astra Daihatsu Motor (ADM) berkompetisi dengan Toyota di tahun ini?
"Kami punya segmen konsumen yang berbeda dengan Toyota," buka Tetsuo Miura, Vice President Director PT ADM menjawab pertanyaan OtoDriver saat konferensi pers 110 Tahun Daihatsu (1/3). Miura san mempertegas bahwa mobil-mobil buatan Daihatsu yang jadi tulang punggung penjualannya punya kemiripan dengan produk Toyota, tak akan mengganggu penjualan "induknya" itu.
Sebagai strategi penjualan, PT ADM memastikan 2017 ini masih menempatkan produknya di segmen yang terjangkau oleh konsumen yang mengincar mobil ekonomis. Maka dari itu, rata-rata harga per-unit mobil Daihatsu sejak dulu lebih murah dibanding Toyota.
"Kerjasama kami dengan Toyota terus dilanjutkan hingga kini sebagai perusahaan cabang tahun 1998. Dan kami harus terus memperkuat dan mengembangkannya demi masa depan," sambung Tsuneo Itagaki, Senior Executive Director PT ADM.
Model-model Daihatsu dan Toyota yang "kembar" adalah Avanza dan Xenia, Terios dan Rush, Agya Ayla dan yang terbaru adalah Calya dan Sigra. Beberapa dibuat di pabrik yang sama, yakni fasilitas pabrik Daihatsu di Sunter, Jakarta Utara dan Karawang, Jawa Barat.
Hingga saat ini, Toyota selalu lebih unggul dalam angka penjualan tahunan produk kembar tersebut.