Perbedaan Mengendarai Avanza Baru dan Lama, Begini Rasanya! (Part 2/2)

Perbedaan Mengendarai Avanza Baru dan Lama, Begini Rasanya! (Part 2/2)

Part 2

Setelah puas keliling kota Semarang menggunakan Avanza 1.3 G Manual, hari berikutnya kami menggunakan seri 1.5 G Manual. Tidak seperti 1.3 baru yang tenaganya terdongkrak 4 dk, mesin 2NR-FE 1500 cc ini tidak mengalami kenaikan tenaga dan torsi, namun angka maksimalnya bisa diraih pada putaran mesin 200 rpm lebih rendah.

Hari kedua pengetesan rute yang ditempuh lebih jauh daripada hari sebelumnya. Kali ini lokasi yang dituju adalah museum kereta api Ambarawa dilanjutkan ke Candi Gedong Songo dan Pondok Kopi yang terletak di dataran tinggi. Dari Semarang akan melintasi jalan tol luar kota melewati daerah perbukitan Grabag dan Salatiga. Sengaja dipilih rute memutar sekalian untuk benar-benar merasakan sensasi berkendara mini MPV andalan Toyota ini.

Ketika melaju di atas tol, kami baru merasakan bahwa kerja keras desainer enginering Toyota benar-benar menghasilkan kendaraan yang diharapkan keluarga Indonesia. Ubahan pada suspensi dan sistem peredaman yang baik membuat handling menjadi lebih mantap. Kendaraan tetap stabil dan minim getaran meski melintasi garis-garis speed-trap, seakan-akan speed-trap tersebut tidak berguna untuk menyadarkan pengemudi yang sedang mengantuk. 

Masih seputar kemudi, ada fitur baru yang mirip pada kendaraan Eropa, yaitu lampu sein tiga kali kedip yang berfungsi sebagai sinyal pindah jalur. Caranya cukup mengoperasikan tuas lampu sein tanpa harus menekan sampai penuh.

Bosan berpencar kami ingin segera menyusul rombongan tim lain yang berada di depan. Nah, di sini ternyata kami menemukan kelemahan Avanza. Susah menyalip! Injakan pedal gas tidak singkron dengan torsi yang dikeluarkan, semburan tenaga baru terasa ketika putaran mesin masuk di angka 3.500 rpm. Bahkan ketika kecepatan menyentuh 80 km/h terasa sekali tenaga menjadi kendur, dan kami harus menginjak gas lebih dalam untuk berusaha menaikkan tenaga mencapai kecepatan 120 km/h pada rpm di atas 4.000.

Ketika kami minta penjelasan kepada Iwan Abdurachman, selaku Technical Manager TAM mengatakan, bahwa Avanza terbaru ini menggunakan teknologi drive by wire, selayaknya mobil-mobil modern masa kini. Yang bertujuan untuk peningkatan efisiensi bahan bakar dan emisi gas buang. Tidak seperti model lama yang masih menggunakan kabel gas, pada model terbaru ini pedal gas akan disambungkan dengan modul rangkaian listrik yang akan menentukan besarnya semprotan bahan bakar untuk mesin secara computerized.

Lalu mengapa model lama dirasa lebih responsif dan gas-nya lebih spontan, karena Avanza yang lama suplai semprotan bahan bakar tidak ditentukan oleh ECU, melainkan oleh besar kecilnya jarak kabel gas yang dihubungkan dengan pedal. Meski BBM lebih boros, dorongan tenaga langsung terasa di awal.  

Namun Iwan menampik, "Memang kalau adu akselerasi pada jarak 400 meter Avanza baru kalah loncatan awal dibanding Avanza model lama, tapi saat finish, Avanza baru akan unggul karena tenaga lebih besar."

Ketika antre di tanjakan curam menuju areal Pondok Kopi pun kami mengalami kejadian serupa. Driver lain yang terbiasa dengan menginjak gas tidak terlalu dalam, ketika di tanjakan sering mengalami mesin mati dikarenakan tenaga kurang. Jadi untuk Avanza baru ini kita memang butuh penyesuaian. Jangan takut mobil menjadi boros, kalau butuh tenaga lebih, tekan saja pedal gas dalam-dalam sampai torsi yang diinginkan tercapai.

Perbedaan Mengendarai Avanza Baru dan Lama, Begini Rasanya! (Part 1/2)

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otodriver.com. Mari bergabung di Channel Telegram OtoDriver, caranya klik link https://t.me/otodriver, kemudian join. Anda Harus install aplikasi telegram terlebih dahulu.

 
 
 
Rekomendasi

Bus-truck.id

    Otorider.com