Volkswagen Indonesia melalui PT Garuda Mataram Motor memamerkan mobil barunya di Indonesia, New Polo 1.2 TSi. Komunitas pengguna Volkswagen di Indonesia, Nuvolks, pun sudah pernah menjajal mobil tersebut saat berkunjung ke negara asalnya di Jerman. Meski harga jualnya hanya Rp 259 juta, toh performanya diklaim cukup baik. "Saat diuji memang tenaganya sangat besar meski kapasitas mesinnya kecil," ujar Ketua Nuvolks Jetro Aditya di BSD, Tangerang Selatan, Banten, 20 Agustus 2015.
Jetro mengklaim jika mobil hatchback itu bisa dipacu hingga kecepatan 220 km/jam. Akselerasi mobil itu juga cukup responsif karena cuma membutuhkan waktu 10 detik untuk mencapai kecepatan 100 km/jam dari mobil berhenti. "Secara model juga cukup mudah untuk dibuat gaya, jadi cocok untuk penyuka modifikasi," kata dia.
Direktur Utama PT Garuda, Andrew Nasruri, menyatakan Polo memang didesain untuk penyuka kecepatan. Kapasitas mesin yang kecil, kata dia, didukung dengan keberadaan turbo. Hal itu mendongkrak mesin agar menyemburkan tenaga yang besar. "Turbo itu pun mulai aktif saat putaran mesin berada di RPM 1.200," ujar Andrew.
Polo 1.2 TSI sendiri sudah diluncurkan oleh Volkswagen AG di Jerman dan belahan dunia lain sejak dia tahun lalu. Namun pabrikan asal Jerman itu baru memasukan Polo ke Indonesia tahun ini karena sejumlah alasan. "Karena kami ingin menjaga kualitas Polo agar tetap bisa maksimal saat berada di tangan konsumen," ujar dia.
Salah satu pertimbangannya adalah banyaknya jalan yang kurang rata di Indonesia. Andrew menyatakan prinsipal di Jerman khawatir pengguna Polo tidak merasakan kenyamanan berkendara seperti yang dirasakan konsumen di negara lain. Karena itu, setelah kondisi jalan di Indonesia membaik, Volkswagen akhirnya memutuskan untuk membawa hatchback andalannya itu ke Indonesia.
Dengan tenaga besar, Andrew menyebut jika Polo sudah lolos uji keselamatan di Eropa. Selain itu, emisi gas buangnya juga dinyatakan di level Euro 5 sehingga ramah lingkungan. "Masalah bahan bakar juga yang membuat Polo agak lama masuk Indonesia, karena kami ingin menjaga agar kualitas mobil di Indonesia sama seperti di Jerman," ujar dia.