Mobil pribadi yang dijadikan armada taksi online tak terhitung lagi jumlahnya. Bahkan ada pula masyarakat yang menjadikan bentuk bisnis tersebut sebagai pekerjaan sampingan dengan modal utama sebuah mobil pribadi.
Namun belum lama ini pihak Asuransi Astra mengingatkan akan konsekuensi mobil yang dijadikan armada taksi online. Dalam siaran pers yang kami terima Jumat (19/6) kemarin, Asuransi Astra merujuk Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI) pasal 4 mengenai definisi yang membedakan penggunaan mobil pribadi dengan penggunaan mobil komersial.
”12. Penggunaan Pribadi adalah penggunaan atas Kendaraan Bermotor tersebut untuk kepentingan angkutan pribadi pengguna kendaraan.”
“13. Penggunaan Komersial adalah penggunaan atas Kendaraan Bermotor tersebut untuk disewakan atau menerima balas jasa.”
Saat ini memang masih banyak orang yang tergiur oleh bisnis taksi online, bahkan tidak sedikit sopir-sopir taksi konvensional yang keluar dan mengambil kredit mobil pribadi demi bergabung ke bisnis taksi online.
Foto: Danu
Biasanya pemilik mobil yang membeli secara kredit telah sepaket dengan asuransi mobil, namun dalam paketan tersebut jika mobil yang Anda beli masih terdaftar sebagai mobil pribadi, maka perlu dilaporkan ke pihak asuransi bahwa mobil yang Anda gunakan akan beralih fungsi menjadi mobil komersial.
Menurut Asuransi Astra pelaporan tersebut sangat diperlukan. Karena jika pemilik mobil tidak melaporkan kepada pihak asuransi, ia akan dianggap ingkar janji karena menggunakan mobilnya di luar perjanjian awal yang tercantum pada polis.
Ini sesuai dengan aturan di dalam Polis Standar Asuransi Kendaraan Bermotor Indonesia (PSAKBI) yang menyatakan bahwa perlindungan asuransi akan gugur jika disebabkan penggunaan selain dari yang dicantumkan dalam polis, merujuk pada pasal 3 yang berbunyi:
“Pertanggungan ini tidak menjamin kerugian, kerusakan, biaya atas Kendaraan Bermotor dan/atau tanggung jawab hukum terhadap piihak ketiga, yang disebabkan oleh:
1.1 Kendaraan Bermotor digunakan untuk:
1.1.4. Penggunaan selain dari yang dicantumkan dalam polis.”
Meski sama-sama digunakan, pengalihfungsian mobil pribadi menjadi taksi online atau dalam bentuk apapun untuk menerima balas jasa dianggap lebih berisiko dibandingkan hanya dengan pemanfaatan untuk mobil pribadi. Salah satu sebabnya adalah frekuensi penggunaan untuk tujuan komersial yang lebih tinggi, sehingga berbagai risiko kerugian yang mungkin terjadi pun jadi semakin besar.