Sebelumnya kita pernah membahas mengenai perbandingan daya tahan aki berdasarkan pada jenis spesifikasi aki. Di atas kertas, aki jenis konvensional atau aki basah punya daya tahan lebih baik dibanding aki maintenance free (MF) karena berbagai alasan.
Namun, sekuat apapun jenis aki yang digunakan akan rontok dan berumur pendek dikarenakan oleh beberapa hal teknis di luar aki. “Sistem kelistirkan merupakan sebuah rangkaian yang saling memberikan pengaruh dan aki merupakan bagian dari sistem tersebut,” terang Eron L Radja Dept Head sales and Marketing, PT Wacana Prima Sentosa, sole distribution aki Massiv.
“Panjang umur penggunaan aki apapun jenisnya tergantung dengan ‘ekosistem’ yang menunjang kinerjanya. Jika ekosistem tersebut ada yang timpang, maka hal pertama yang akan dirasakan adalah umur aki yang lebih pendek,” sambungnya.
Eron menyebutkan ada tiga hal yang berpengaruh langsung pada lifetime aki dan ketiga hal ini disarankan dilakukan pengecekan secara berkala.
1. Sumber kelistrikan atau alternator. Pengecekan dilakukan dapat dilakukan di bengkel aki atau bisa dilakukan sendiri jika punya alat multimeter. Dipastikan tegangan pengisian alternator di angka 12,5 hingga 12,8 Volt dalam kondisi idle tanpa beban.
2. Kebocoran arus kadang jadi hantu yang secara menyedot arus listrik pada aki. Pastikan tidak ada kebocoran listrik pada mobil, salah satunya dengan melakukan pengecekan ke bengkel penjualan aki atau yang terkait dengan kelistrikan
3. Kebersihan kepala aki jadi hal penting karena melalui terminal ini arus listrik dialirkan. Kepala aki biasanya kotor disebabkan oleh timbulnya serbuk putih pada bagian ini. Serbuk yang nempel di kepala aki ini bisa dibersihkan sendiri dengan cara diguyur air panas dan kemudian lumuri dengan gemuk/grease untuk menghindari timbulnya residu serbuk putih dapat dihindari.