Mengemudi berjam-jam dalam menempuh ratusan kilometer ke kampung halaman tentunya membutuhkan konsentrasi dan tenaga yang ekstra. Celakanya kemampuan mengemudi ada batasnya.
Namun Anda minimal mengetahui tanda-tanda kelelahan agar bisa segera menepi ke rest area. Karena ada dua gejala yang harus dihindari ketika mengemudi, yakni micro sleep dan Automatic Behaviour Syndrome (ABS).
Menurutnya, micro sleep terjadi ketika seorang pengemudi menjalani dan melintasi jalanan yang sama setiap hari dan kondisinya cenderung lengang. "Untuk menghindarinya, buat pikiran Anda terus bekerja. Analisa dan pahami apa yang Anda lihat di jalan, jangan sekedar dilihat. Misalnya, ada orang naik motor - dia motornya apa, mau belok ke mana, berboncengan berapa orang, dan sebagainya," papar Jusri.
Menurutnya, orang yang kualitas tidurnya baik dan tak punya tingkat stress tinggi pun bisa mengalami micro sleep. Karena, masih kata Jusri, kebiasaan mengemudi yang berulang ulang dengan rute yang sama dan kondisi lengang membuat otak terlalu rileks.
Lain lagi dengan gejala ABS yang murni karena efek kelelahan alias fatigue. "Ini akibat dari mengemudi berjam-jam tanpa istirahat. Cara satu-satunya adalah dengan istirahat. Bisa saja saat mengemudi nagntuk berat dan tanpa sadar mata tertutup sekian detik," lanjut pria yang hobi otomotif sejak kecil ini.
Baik microsleep dan ABS, keduanya adalah gejala biologis yang normal. Tapi jika dibiarkan tentunya bisa sangat berbahaya. Maka minimal beristirahatlah setelah 3 jam mengemudi. Dan jika ada pengemudi cadangan, gunakan waktu saat jadi penumpang untuk tidur, agar ketika kembali mengemudi mendapat tenaga yang cukup.