Ketika musim mudik Lebaran sering terlihat mobil pemudik menempatkan barang bawaan sampai di atap. Mulai dari ada yang pakai perangkat khusus seperti box tambahan sampai yang hanya sekedar diikat tali, mewarnai pemandangan mudik pakai mobil pribadi.
Lantas, apakah membawa barang dengan cara seperti itu dibenarkan? Ternyata tidak. Itulah yang diungkap Jusri Pulubuhu, Instruktur Senior Safety Driving - Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC). Sebab menurut Jusri, banyak kelemahan dan bahaya yang bisa ditimbulkan cara mengangkut barang seperti itu.
1. Mempengaruhi stabilitas
Dengan adanya barang di atap tentunya menambah tinggi mobil, semakin krusial jika barang bawaanya menjulang tinggi. Ini akan membuat titik berat mobil bertambah ke atas. Pada mobil MPV seperti Toyota Avanza maupun Suzuki APV, hal ini sangat berbahaya ketika membelok. Mobil yang punya ground clearance cukup tinggi seperti Avanza menjadikan efek body roll semakin bertambah. Ketika menikung bodi mobil bisa saja semakin miring. Risiko terbalik menjadi lebih besar.
2. Barang rawan jatuh
Hanya dengan mengikat maupun menutup barang di atap, bukan berarti menjamin barang tersebut tak terlepas. Sebab, empasan angin ketika mobil melaju bisa saja membuat tatanan barang berubah. Belum lagi ketika mobil melintasi jalanan bergelombang, guncangan mobil bisa membuat barang di atas bisa berubah posisinya dan paling buruk adalah tercecer.
3. Merusak permukaan atap
Terutama bagi yang tidak menggunakan roof-rack, barang bawaan yang langsung tersususn di permukaan atap bisa membuat cat atap tersebut tergores. Masalah semakin parah ketika bobot barang cukup berat, ini akan membuat permukaan atap melengkung.
4. Rawan dicuri
Karena posisinya yang berada di luar kabin, maka barang di atap berpotensi mengundang si tangan panjang untuk beraksi. Misal sudah diikat dan ditutup terpal, bawaan di atap bisa saja disobek dengan benda tajam ketika mobil ditinggal istirahat di area parkir.
5. Menambah hambatan angin
Karena menempel pada eksterior dan menambah dimensi mobil, maka barang di atap akan mempengaruhi tingkat aerodinamika. Ketika jalan pelan cenderung tak terasa, tapi ketika sudah melaju di kecapatan tinggi seperti di tol maka hambatan angin semakin besar. Dampaknya pemakaian bahan bakar bisa semakin boros.
6. Membahayakan pengguna jalan lain
Jika sampai yang terbruk terjadi, barang tercecer dan terpental ketikan mobil melaju, tentunya bisa menghantam mobil di belakangnya. Atau mobil di sekitarnya terpaksa menghindar yang membuat lalulintas jadi kacau.
7. Bagian atas mobil bisa mentok
Barang di atas mobil akan menambah tinggi total kendaraan. Anda mesti mengukur ulang berapa tinggi mobil Anda plus barang bawaan. Di beberapa pintu tol khusus mobil penumpang ada batasan maksimal tinggi mobil, yakni 2,1 meter. Bahkan di beberapa parkir bawah tanah ada yang batasnya tak sampai 2 meter. Artinya, ketika membawa barang di atas, mobil Anda harus melewati jalur yang batas ketinggiannya aman bagi mobil. Plus Anda akan membuang waktu lebih banyak di jalan karena tak bisa mengantre di jalur khusus mobil penumpang.
Dari penjelasan itu, jelas sebaiknya Anda tidak meletakkan barang di atas mobil. Walaupun menggunakan roof box kokoh sekalipun, tetap akan ada kerugian dan konsekuensinya. Sebisa mungkin letakkan seluruh barang bawaan di dalam kabin.