Toyota Hilux merupakan salah satu produk Toyota yang cukup dikenal di Indonesia sebagai kendaraan angkut segala medan dan pengangkut serbaguna.
Sebenarnya Hilux sudah dikenal di tanah air sejak akhir 60-an, yang datang sebagai kendaraan bantuan ataupun kendaraan yang digunakan sebagai perwakilan negara sahabat.
Hilux yang hadir melalui TAM ini sebenarnya sudah dikenal di negara asalnya sejak 1972 dan dibuat di fasilitas Hino di Hamura, Tokyo.
Namun berdasarkan kebijakan pemerintah Indonesia yang melarang adanya impor CBU, maka Hilux pun kemudian masuk ke Indonesia dalam bentuk CKD, dirakit di Sunter, Jakarta Utara.
Pikap dengan kode RN20 ini merupakan generasi ke dua dalam keluarga Hilux dan untuk Indonesia dibekali dengan mesin 12R 1.600 cc. Mesin ini digunakan pula pada Corona dan sanggup menyemburkan daya 88,7 hp/5.400 rpm. Transmisi 4-speed manual model column shifter jadi satu-satunya pilihan.
Hanya ada satu varian yang dijajakan di Indonesia yakni penggerak roda 4x2 saja namun dengan pilihan sasis panjang (N20) dan sasis panjang (N25). Versi 4x4 belum disertakan sebagai pilihan pada Hilux dan baru pada generasi III versi 4x4 muncul jadi pilihan pada 1979.
Kiprah generasi II ini rampung secara internasional pada 1978, di saat yang sama nama Hilux terpaksa diturunkan dari daftar menu kendaraan yang dijajakan TAM di Indonesai. Generasi III pun tak pernah hadir di Indonesia.
Punahnya Hilux di pasar Indonesia ini salah satunya dikarenakan kemunculan Toyota Kijang pada 1977 yang punya harga lebih bersahabat. Sebagai bandingan, harga sebuah Hilux pada 1977 dibanderol Rp 3,8 juta, sementara sebuah Kijang 'Buaya' dihargai di angka Rp 1,5 juta. Praktis kiprahnya hanya dari 1976 hingga 1978, artinya hanya seumur jagung di pasar tanah air.
Hilux kembali masuk menu jualan Toyota di Indonesia pada tahun 2005 dengan hadirnya generasi ke-7 yang dijajakan dalam pilihan 4x2 ataupun 4x4 dengan pilihan bodi 2 doors pick up (single cab) dan 4 doors pick up (double cab).