Kebijakan pemerintah untuk mengenjot industri otomotif pada tahun 70-an yang dikenal sebagai KBNS (Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana) menghasilkan berbagai produk, salah satunya datang dari Datsun dengan produknya Sena.
Produk ini mengusung konsep yang sama dengan Toyota Kijang ataupun Morina yakni kendaraan sederhana yang dijual dengan harga terjangkau.
Jika dilihat dari spesifikasinya mobil ini menggunakan sasis tangga yang diambil dari Nissan Vanette, kaki-kaki dari Nissan B10 pada bagian depan dan belakang mengandalkan per daun. Steering system menggunakan Nissan 520 dan instrument cluster menggunakan Nissan Sunny B110
Nama Sena konon berasal dari kata SErba guNA, namun ada juga yang berpendapat bahwa nama tersebut diambil dari nama tokoh Pandawa. Sedangkan proyek Sena ini dimulai pada tahun 1974, dan dibidani oleh PT Indokaya sebagai pemegang merk Datsun di Indonesia saat itu. Artinya mobil ini muncul sebelum Kijang hadir di Indonesia
Menurut Indokaya Nissan, diklaim penggunaan kandungan lokalnya mencapai 75%, walaupun mobil ini berdasarkan pada platform Datsun 1200AX sebagai BUV (Basic Utility Vehicle) yang awalnya dikembangkan di Thailand sebagai dasar kendaraan murah.
Dari segi desain, mobil ini cukup sederhana dan punya facia yang kurang menarik dengan sepasang lampu utama dan sepasang lampu sein yang diimbuhi ‘hiasan’ berupa kisi-kisi angin.
Datsun Sena pada dasarnya adalah sebuah pikap, namun tak sedikit yang kemudian melakukan karoseri mengubahnya jadi sebuah minibus.
Berdasarkkan bentuk, Sena merupakan mobil Cabin on engine (COE) yang di atas kertas Sena punya bak paling besar dibandingkan dengan rival-rivalnya. Namun entah mengapa kiprahnya sebelas dua belas dengan Morina dan tidak selanggeng Toyota Kijang. Pada 1980, Datsun Sena hengkang dari pasar Indonesia.