BUS-TRUCK - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyebut berdasarkan survei dari Tomtom, lembaga riset arus lalu lintas dari Belanda, didapati indeks terbaru soal tingkat kemacetan di Jakarta semakin menurun.
Berdasarkan survei tersebut, Jakarta mengalami penurunan peringkat dari yang sebelumnya sebagai kota dengan peringkat nomor satu termacet se-Indonesia pada 2023 menjadi menjadi peringkat lima saat ini.
"Sekarang nomor satu Bandung, nomor dua Medan, nomor tiga Palembang, nomor empat Surabaya, lima Jakarta," ujar Pramono saat dijumpai di Jakarta pekan ini (3/7). Seperti dikutip dari Antara.
Pramono mengatakan lagi, penurunan angka kemacetan tersebut dikarenakan peningkatan fasilitas transportasi publik. Salah satunya dengan kehadiran Transjabodetabek.
Pramono menjelaskan, ke depannya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan evaluasi terkait penambahan rute-rute baru Transjabodetabek, terutama rute yang padat atau memiliki banyak peminat.
"Memang semua ini kita simulasi sebelumnya, kita hitung kepadatan yang ada. Yang paling penting adalah konektivitas ini harapannya bisa membantu masyarakat darimana pun ke Jakarta. Mereka bisa menggunakan transportasi publik," imbuhnya lebih lanjut.
Selain itu Gubernur Jakarta mengklaim kebersihan, kerapian dan kenyamanan transportasi umum di Jakarta kini juga sudah cukup baik. "Hanya persoalannya, memang konektivitasnya belum secara menyeluruh," aku mantan Menteri Sekretaris Kabinet (2015-2024).
Pemprov Jakarta akan terus mengusahakan untuk meningkatkan fasilitas transportasi umum di Jakarta agar semakin banyak masyarakat yang menggunakannya. Bahkan Pramono bahkan menargetkan di akhir tahun ini, jumlah pengguna transportasi umum di Jakarta mencapai 31 persen.
Baca juga: Apa Bedanya Jaklingko dan Mikrotrans?
Baca juga: Jalur Busway Harus Steril Dari Kendaraan Lain
Feeder Transjakarta masih perlu ditambah
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Wahyu Dewanto, menilai bahwa layanan transportasi pengumpan (feeder) menuju Transjakarta perlu diperhatikan agar semakin terkoneksi.
"Jangan sampai yang di daerah penyangga terkoneksi, tapi yang di dekat rumah kita, dari gang-gang itu tidak terkoneksi," kata Wahyu di Jakarta, pekan ini (1/7).
Menurut Wahyu, transportasi pengumpan seperti Mikrotrans perlu diperluas agar dapat menjangkau daerah yang tidak terlewati Transjakarta.
Hal itu menurutnya untuk meningkatkan jumlah penumpang di seluruh layanan Transjakarta seiring semakin meningkatnya koneksi semua jalanan di Jakarta dengan transportasi umum.
Apalagi kata Wahyu, anggaran untuk subsidi transportasi umum di Jakarta cukup besar dan bahkan mencapai 70 persen dari anggaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta yaitu Rp 7,2 triliun.
Besaran angggaran itu seharusnya, masih menurut Wahyu, konektivitas angkutan umum di Jakarta harus sampai di depan gang pemukiman.
Wahyu mengingatkan, jangan sampai daerah penyangga terkoneksi dengan dibukanya layanan Transjabodetabek, akan tetapi di DKI Jakarta sendiri masih tidak menyeluruh. (EW)
