OTODRIVER - Salah satu hal yang menarik dari sosok Tesla Cybertruck adalah penggunaan material stainless steel pada bodinya. Material ini menjadikan Cybertruck semakin eksotik dan bahkan tahan terhadap terjangan peluru hingga ukuran tertentu. Intinya material yang dipakai oleh pikap fenomenal ini lebih kokoh dibanding baja biasa dengan ukuran dimensi dan ketebalan yang sama.
Dikutip dari Insideev, nampaknya Elon Musk pun sangat membanggakan material barunya ini. Bos besar Tesla ini pun membeberkan bahwa brand AS itu pakai material stainless steel dengan ketebalan 3 mm yang cukup keras dan sulit untuk ditekuk.
Namun, apakah material ini menjadi nilai tambah tersendiri atau malah jadi malapetaka di kemudian hari? Hal ini terjadi apabila terjadi kecelakaan dan harus melakukan perbaikan.
Mobil dengan ciri sayap camar ini tidak pernah sukses dalam penjualan namun cukup populer, terlebih saat digunakan di film Back to Future yang dibintangi Michael J Fox.
Kembali ke DeLorean, pada perkembangannya bodi stainless steel pada DeLorean justru jadi boomerang bagi perawatan mobil ini. Menggunakan bodi stainless steel artinya mengekspose material tersebut tanpa ada lapisan cat di atasnya.
Dan semisal terkena benturan yang merusak permukaan bodinya maka akan sangat sulit untuk diperbaiki.
Pengalaman yang terjadi pada pemilik DeLorean yang alami kerusakan bodi, mereka harus ditebus dengan angka yang tidak masuk akal dalam hal finansial. Bahkan banyak dari pemilik DeLorean yang kemudian cari jalan pintas melakukan pendempulan dan membalutnya dengan cat.
Hal ini pun diakui oleh Josh Bengston, pemilik dan operator DeLorean Industries di Tallmadge Ohio. Bengston mengatakan bahwa memperbaiki bodi stainless steel hanya masuk akal untuk dilakukan pada mobil-mobil kalasik dan kolektor seperti halnya DeLorean saat ini.
James Espey dari Classic DMC pun sepakat jika memperbaiki bodi baja anti karat itu tidaklah mudah. Harus dilakukan secara manual dan tidak bisa dilakukan dengan peralatan bengkel modern. “Seperti mengerjakan sebuah kerja seni dibandingkan pekerjaan bengkel,” tuturnya. Espey mengatakan bahwa akan cukup gampang jika perbaikan bodi diganti dengan penggantian panel bodi. “Jauh lebih gampang namun sangat mahal,” sambungnya.
Kondisi seperti ini tentunya jadi permasalahan tersendiri terkait dengan asuransi. Pertanggungan yang dilakukan asuransi akan cukup berat saat terjadi klaimnya.
“Perusahaan asuransi tidak mau membayar apa yang diminta Tesla untuk mengembalikan kendaraan ke kondisi semula sebelum terjadi kerusakan,” ujar Billy Walkowiak, CEO Collision Safety Consultants.
Walkowiak menjelaskan jika melihat dari prosedur yang dilakukan Tesla, nampaknya akan mengarah pada penggantian suku cadang (body part) yang berbuntut biaya yang mahal.
Jika melihat dari pengalaman yang sudah ada, perbaikan bodi pada Cybertruck akan menjadi ‘tabungan masalah' di masa depan. (SS)