Tidak seperti pabrikan lainnya yang mencoba masuk ke kancah mobil listrik Indonesia melalui kendaraan penumpang, DFSK justru masuk orbit dengan kendaraan komersial.
Nampaknya pabrikan yang memiliki fasilitas di Cikande, Banten ini punya pandangan lain mengenai hal tersebut.
“Kendaraan komersial umumnya sudah punya trayek tersendiri dengan wilayah kerja yang sudah ditentukan. Sehingga jarak operasionalnya berada di range jarak yang terukur,” terang Rifin Tanuwijaya, Sales And Marketing Director PT Sokonindo Automobile di Jakarta Pusat (23/04).
Lebih jauh lagi Rifin mengatakan dengan daarah yang sudah terpetakan maka lebih memudahkan dalam membuat jaringan infrastruktur terutama pengisian daya karena areanya sudah jelas.
“Kita bisa lebih fokus untuk melakukan pemasangan charger station, semisal di pool perusahaan komersil tersebut,” lanjutnya.
Tentunya dalam pengadaan infrastruktur ini tak lepas peran dari pemerintah selaku regulor untuk dapat mendorong akselerasi era mobil listrik di tanah air.
DFSK mengatakan bahwa Gelora E mampu memberikan efisiensi yang sangat signifikan. Klaim yang dikeluarkan pabrikan yang bermarkas besar di Cina ini biaya operasional nya hanya sebesar Rp 200 per kilometer atau hanya sepertiga dari kendaraan konvensional. Lebih jauh lagi, kendaraan listrik akan punya biaya perawatan yang jauh lebih minim dibandingkan dengan kendaraan konvensional
v