OTODRIVER – Beberapa waktu lalu (3/6), seperti dikutip dari Reuters, organisasi dealer yang bernama China Automobile Dealers Association (CADA) meminta pabrikan mobil listrik di negaranya untuk memperlambat produksi.
Hal tersebut untuk menekan potensi penumpukan stok di jaringan penjualan seluruh Tiongkok. Karena jika tidak dilakukan penurunan produksi maka rantai penjualan antar merek akan lebih dalam lagi melakukan perang harga.
Karena ditengarai, perang harga membuat profitabilitas penjualan menjadi menurun dan bahkan berpotensi menghentikan beroperasinya dealer.
Pihak CADA juga meminta pabrikan Cina untuk membuat perkiraan produksi yang lebih sesuai dengan potensi kebutuhan pasar. Bukan melakukan pemindahan stok kendaraan yang telah diproduksi untuk kemudian menjadi beban bagi jaringan delaer.
Proposal ke barisan pabrikan mobil tersebut sudah disampaikan pekan lalu.
Selain itu, pihak asosiasi jaringan penjualan di Negeri Tirai Bambu itu juga meminta pabrikan untuk membuat proses bisnis yang lebih pendek. Salah satunya untuk menghindari populasi dealer yang terlalu besar, yang sebelumnya memiliki kewajiban menampung mobil stok produksi pabrik yang terlalu besar.
Sebab, ekosistem produksi dan penjualan mobil baru di Cina pada periode pergantian kuartla pertama menuju kuartal kedua mengalami kontraksi.
Masih diberitakan oleh Reuters, di bulan April setidaknya 20 oultet yang memajang produk BYD harus berhenti beroperasi. (EW)
