OTODRIVER – Untuk mengatasi kelangkaan bensin di SPBU swasta, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengimpor bahan bakar minyak (BBM) dari Amerika Serikat.
Seperti diungkapkan pekan ini (12/9) oleh Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, rencana impor itu juga rangka pemenuhan komitmen trade balance (neraca perdagangan) antara Indonesia dengan Amerika Serikat.
Sejurus kemudian, Yuliot, yang dikutip dari Antara, untuk mengatasi kelangkaan BBM di SPBU swasta sejak bulan Agustus lalu juga mengerucut pada pilihan institusi penyedia BBM asal Amerika Serikat seperti ExxonMobil dan juga Chevron.
Untuk kebutuhan bahan bakar yang harus diimpor Indonesia, pihak ESDM sejauh ini memperkirakan volumenya sebesar 1,4 juta kiloliter. Besaran itu merupakan akumulasi akibat peralihan masyarakat yang sebelumnya menggunakan BBM bersubsidi (Pertalite) menuju BBM non subsidi.
Menurut Yuliot, dalam perencanaan impor BBM kali ini telah diminta kepada pihak-pihak penyedia BBM nasional, termasuk Pertamina, untuk menyampaikan rincian jumlah kebutuhan impor BBM mereka hingga akhir tahun.
Untuk proses impornya direncanakan pula akan dilakukan oleh satu badan usaha yaitu Pertamina. Karena pengelola SPBU swasta sudah tidak mendapatkan kuota impor tambahan lagi.
Dalam satu pertemuan koordinasi beberapa waktu lalu (10/9), yang diikuti oleh semua pengelola SPBU sudah diinformasikan untuk menyampaikan data volume BBM yang dibutuhkan dan spesifikasinya ke Kementerian ESDM.
Data tersebut akan menjadi dasar bagi Pertamina untuk melakukan pengadaan BBM. Tetapi jika Pertamina dapat memenuhi kebutuhan SPBU swasta tanpa menambah impor maka Indonesia tidak perlu mengimpor BBM lagi. (EW)
