OTODRIVER - Kasus yang mengelayuti Pertamina terkait dengan Pertamax-Pertalite begitu menghebohkan, karena disinyalir merugikan negara hingga Rp 197 triliun per tahun.
Secara garis besar, masyarakat dirugikan karena harus membayar BBM dengan kualitas Pertalite dengan harga Pertamax.
Mengutip Tempo.com, Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda, mengatakan bahwa berdasarkan hasil penghitungannya, Huda memperkirakan kerugian yang dialami masyarakat mencapai Rp 47 miliar per hari atau Rp 17,4 triliun setahun selama praktek pengoplosan.

Apa yang terjadi di Pertamina ini tentunya erat hubungannya dengan tingkat kepercayaan publik pada produk yang dijual perusahaan plat merah ini.
Untuk itu kami pun mengadakan polling di Instagram kami @otodriver_, adapun pengambilan polling dilakukan dari tanggal 28 Februari 2025 hingga 1 Maret 2025. Di mana pembahasannya mengenai pilihan menggunakan BBM non subsidi Pertamina atau beralih ke BBM swasta yang lebih mahal.
Dari 1.181 reponden, hasilnya 1.062 orang (90 %) menyatakan untuk beralih ke BBM swasta. Sedangkan 119 (10%) sisanya tetap memilih menggunakan produk non-subsidi Pertamina.
Hasil ini bukan hal yang menggembirakan, karena hilangnya kepercayaan publik pada Pertamina. Masyarakat lebih memilih BBM swasta kendati harganya harus ditebus lebih mahal dari hasil polling di atas.. (SS)