Menu



OtoDriver logoMember of :Logo PT. Bintang langit Multimedia

Copyright © 2025. Otodriver.com. All rights reserved.
BerandaBerita

Industri Otomotif Indonesia, Ibarat Sudah Jatuh Tertimpa Tangga

Berita
Rabu, 21 Mei 2025 13:00 WIB
Penulis : Aditya Widiutomo
Ilustrasi pameran otomotif. (Foto: Suryo Sudjatmiko)


Ikuti kami juga di whatsApp Channel Klik disini

OTODRIVER - Penjualan mobil nasional sedang tidak baik-baik saja. Dalam dua tahun terakhir, grafiknya terus menurun. 

Hal ini memicu kekhawatiran sejumlah pihak, termasuk pengamat industri otomotif, Riyanto selaku Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia yang menyebut kondisi ini sebagai bentuk resesi di sektor otomotif.

"Ibaratnya, industri mobil sudah jatuh tertimpa tangga," buka Riyanto. Ia menyoroti, di tengah kondisi pasar yang lesu, beberapa daerah justru menerapkan opsen pajak baru yang memperberat beban konsumen.

Test Drive IIMS 2025 (Foto : adit)

Menurut Riyanto, salah satu cara efektif untuk membangkitkan industri adalah lewat pemberian insentif fiskal. Ia menyodorkan data bahwa insentif mampu mendongkrak penjualan. “Dengan model regresi, terlihat bahwa penjualan BEV yang dapat insentif 57% lebih tinggi dibandingkan yang tidak,” paparnya.

BACA JUGA

Namun, ia mengingatkan bahwa insentif jangan hanya difokuskan pada kendaraan listrik berbasis baterai (BEV). Riyanto menyebutkan, berdasarkan pendekatan well-to-wheel, emisi BEV tidak lebih rendah dari hybrid. Oleh karena itu, menurutnya sudah waktunya pemerintah memperluas skema insentif ke kendaraan berbasis ICE, LCGC, hingga hybrid, dengan dasar perhitungan emisi.

“BEV itu lebih cocok untuk mobil kedua atau ketiga. Kalau untuk mobil pertama, orang masih pilih ICE, LCGC, atau hybrid, karena lebih praktis dan tidak punya masalah infrastruktur,” kata Riyanto, menyinggung isu keterbatasan SPKLU dan kecemasan jarak tempuh BEV.

Ia menyarankan, pemerintah bisa meniru pendekatan era pandemi, seperti diskon PPN atau PPnBM, untuk menyelamatkan industri otomotif dari jurang krisis. "Yang penting harga kendaraan bisa turun," tegasnya.

Untuk jangka panjang, Riyanto mendorong adanya evaluasi menyeluruh terhadap tarif pajak kendaraan yang saat ini bisa menyentuh lebih dari 40%. Ia menilai, angka tersebut terlalu membebani konsumen maupun pelaku industri.

“Pemerintah jangan takut rugi memberi insentif. Dampak ekonominya besar,” ujar Riyanto. Ia menghitung, insentif PPnBM 0% bisa mendongkrak PDB hingga 0,8%, menciptakan 23 ribu lapangan kerja langsung di otomotif, dan 47 ribu pekerjaan tambahan di sektor lainnya.

Jelas sudah, bagi Riyanto, solusi pemulihan industri otomotif bukan hanya tentang teknologi, tapi juga keberanian membuat kebijakan fiskal yang tepat sasaran. (AW).


Tags Terkait :
Penjualan Mobil
Bagikan Ke :


Ikuti kami juga di whatsApp Channel Klik disini

Dapatkan update berita pilihan dan terbaru setiap hari dari otodriver.com. Mari bergabung di Channel Telegram OtoDriver, caranya klik link https://t.me/otodriver, kemudian join. Anda Harus install aplikasi telegram terlebih dahulu.


Artikel Terkait

Berita
Cuma Butuh Satu Bulan, Chery Tiggo 8 CSH Laku 2.000 Unit

7 jam yang lalu


Berita
Deretan Peluncuran Mobil Baru di GIIAS 2025 (Part II), Hyundai Punya MPV Baru dan Isuzu Rilis SUV

9 jam yang lalu


Berita
Jetour Tawarkan Program Terbaru Untuk Mempermudah Konsumen

1 hari yang lalu


Berita
BYD M6 Laku 1.184 unit Dalam Sebulan, Ultahnya Digelar Besar-Besaran!

1 hari yang lalu


Terkini

Berita
Suzuki e Vitara Umumkan Harga Di Eropa, Mulai Rp 660 Jutaan

3 jam yang lalu


Daftar Harga
Daftar Harga KIA Terbaru (Juni 2025)

4 jam yang lalu


Berita
Aion UT Diprediksi Segera Hadir Di Indonesia, Penantang BYD Dolphin

5 jam yang lalu


Berita
BMW Luncurkan Seri-2 Gran Coupe Generasi Terbaru Dengan Banderol Rp 918 Juta

6 jam yang lalu


Berita
Cuma Butuh Satu Bulan, Chery Tiggo 8 CSH Laku 2.000 Unit

7 jam yang lalu