OTODRIVER - Kita mengenal bahwa power window merupakan fitur dengan mudah ditemui pada mobil yang ada saat ini. Bahkan saking umumnya, mobil dengan power window lebih mudah ditemui dibandingkan dengan mobil yang masih menggunakan bukaan kaca model engkol.
Namun perlu diketahui fitur power window ini dulunya merupakan fitur yang sangat mewah dan hanya ditemui pada mobil-mobil super mewah.
Mobil pertama yang menggunaan fitur ini adalah Packard 180 pada 1941. Sistem ini dijalankan dengan penggerak hydro-electric.
Mengutip dari lebeuro-parts.com, sebelum Packard mengadopsi power window, disebutkan juga bahwa pada era 1930-an, Chrysler pernah menyodorkan ide ini dan digunakan pada model Plymouth convertible. Sistem yang menggerakkannya pun beda dan dioperasikan dengan sistem vakum.
Baik yang digunakan oleh Packard dan Plymouth, keduanya mengadopsi dari ide yang sama yakni dikembangkan dari penggerak yang digunakan pembukaan atap (convertibles) otomatis kala itu.
Walaupun dinilai sebagai fitur yang cemerlang, namun pada kenyataannya tidak semua pabrikan otomotif antusias mengadopsi ‘power window’ pada produknya.
Hal ini dikarenakan teknologi ini tidak praktis, punya resiko kebocoran hidrolis ataupun vakum yang cukup besar. Tak hanya itu fitur ini dianggap cukup mahal.
Walau demikian, Lincoln kemudian menawarkan fitur ini secara terbatas dan sifatnya opsional. Sedangkan Cadillac diketahui menggunakan teknologi yang digunakan oleh Packard, namun sebatas untuk mengoperasikan kaca pembatas (devider glass).
Pada pertengahan era 50’s, fitur ini mendapat angin baru saat mulai dioperasikan secara full elektris.
Cadillac kembali membuat gebrakan dengan menawarkan fitur full elektrik pada produk masal di tahun 60-an dan kemudian menjadi standar semua Cadillac.
Walau demikian, ternyata sistem hydro electrik ini tak lantas begitu saja ditinggalkan. Beberapa sumber menyebut bahwa seiring teknologi ditemukan bahan yang lebih baik untuk selang hidroliknya.
Diketahui bahwa Mercedes-Benz justru mempertahankan teknologi ini untuk Mercedes-Benz W100 Grosser hingga 1981. The Three Pointed Star tetap memilih teknologi ini karena lebih senyap lantaran tidak punya suara mendengung seperti model elektrik.
Kembali ke electric power window, penggunaan penggerak listrik murni inilah yang kemudian menjadikan fitur power window banyak dilirik dan berkembang. Penggerak listrik ini dinilai jauh lebih sederhana, lebih terjangkau dan juga lebih fleksibel untuk dikembangkan.
Dengan penggerak full elektrik ini power window berkembang dengan pesat hingga dapat dioperasikan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan remote.(SS)
