OTODRIVER - Transmisi otomatis saat ini tercatat sebagai dominator dalam produksi mobil dunia. Dalam sebuah laporan, 57% mobil baru di seluruh dunia pada 2015 adalah mobil bertransmisi otomatis. Bahkan laporan yang lebih baru yang disusun pada 2020, pengguna mobil dua pedal ini meningkat hingga 73%.
Amerika Serikat dikenal sebagai pengguna girbok matik sejak era 50-an. Bahkan 80% mobil gress di era itu adalah mobil dengan girboks otomatis.
Sedangkan di Eropa justru kebalikannya. Sebagai catatan pada 1997, hanya 10-12% mobil di benua biru itu yang mengadopsi transmisi matik. Hal ini sepertinya sama yang terjadi di Indonesia, di mana pada era sebelum tahun 2000-an mobil bergirboks manual meraja.
Girboks bikinan Sturtevant dari Boston AS pada 1904 sering dianggap sebagai transmisi otomatis pertama untuk kendaraan bermotor.
Transmisi ini punya dua rasio gigi maju, namun kelemahan mendasar pada girboks ini terjadi pada saat perpindahan gigi baik dari rasio bawah ke atas atau sebaliknya yang rentan akan kegagalan.
Paten awal untuk transmisi otomatis diberikan kepada penemu Kanada Alfred Horner Munro dari Regina pada tahun 1923. Sebagai seorang insinyur uap, Munro merancang perangkatnya untuk menggunakan udara bertekanan daripada cairan hidrolik, sehingga tidak memiliki daya dan tidak pernah digunakan secara komersial.
Transmisi otomatis pertama yang menggunakan cairan hidrolik dikembangkan pada tahun 1932 oleh dua insinyur Brasil, José Braz Araripe dan Fernando Lehly Lemos.
Evolusi menuju transmisi otomatis yang diproduksi secara massal berlanjut dengan transmisi semi-otomatis REO Motor Car Company Self-Shifter tahun 1933-1935. Girboks ini memiliki dua percepatan maju. Namun peran kopling masih dibutuhkan pada saat masuk ke posisi gigi pertama.
Hingga akhir tahun 30-an transmisi otomatis belum mendapatkan cara operasional yang mantap.
General Motors Hydra-Matic menjadi transmisi otomatis pertama yang diproduksi secara massal setelah diperkenalkan pada tahun 1939 (model tahun 1940). Tersedia pada Oldsmobile Series 60 dan Cadillac Sixty Special.
Cara kerja Hydra-Matic menggabungkan kopling fluida dengan tiga planetary gearset yang dikontrol secara hidraulik untuk menghasilkan empat kecepatan maju dan mundur. Transmisinya peka terhadap posisi throttle engine dan kecepatan jalan, sehingga menghasilkan perpindahan gigi naik dan turun otomatis yang bervariasi sesuai kondisi pengoperasian.
Penggunaan Hydra-Matic menyebar ke merek General Motors lainnya dan kemudian ke pabrikan lain mulai tahun 1948, di antaranya Bentley, Hudson, Lincoln, Kaiser, Nash dan Rolls-Royce dan Holden (Australia).
Selama Perang Dunia II, Hydra-Matic digunakan di beberapa kendaraan militer.
Transmisi otomatis pertama yang menggunakan torque converter adalah Buick Dynaflow di 1948. Dalam pengendaraan normal, Dynaflow hanya menggunakan gigi atas, mengandalkan penggandaan torsi konverter torsi pada kecepatan lebih rendah.
Langkah Dynaflow diikuti oleh Packard Ultramatic pada pertengahan tahun 1949 dan Chevrolet Powerglide untuk model tahun 1950. Masing-masing transmisi ini hanya memiliki dua kecepatan maju, mengandalkan konverter untuk penggandaan torsi tambahan.
Pada awal 1950-an, BorgWarner mengembangkan serangkaian konverter torsi otomatis tiga kecepatan untuk produsen mobil seperti American Motors, Ford dan Studebaker.
Hanya saja Chrysler terlambat mengembangkan mesin otomatisnya sendiri, memperkenalkan konverter torsi dua kecepatan PowerFlite pada tahun 1953, dan TorqueFlite tiga kecepatan pada tahun 1956.
Pada tahun 1964, General Motors (GM) merilis transmisi baru yaitu Turbo Hydramatic, transmisi tiga kecepatan yang menggunakan torque converter. Melalui girboks ini kita dikenalkan pada patern Park, Reverse, Neutral, Drive dan Low yang menjadi pilihan gigi standar yang digunakan selama beberapa dekade. Girboks Turbo Hydramatic ini dianggap sebagai peletak patern transmisi otomatis yang diikuti pabrikan lainnya juga kita kenal hingga saat ini.(SS)